Pemberian
pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan
terhadap tanaman. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang
lebih baik daripada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan
maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu
pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada
tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan
dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada
tanaman Oleh karena itu, pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para
peneliti maupun petani dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian
di lapangan (Zebboy,
2006).
Pupuk merpakan material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduki
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik atau non organik (
mineral ). Pupuk berbeda dengan suplemen. Pupuk mengandung bahan yang diperlukan pertumbuhan tanaman, sementara
suplemen seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme (Bonie, 2012).
Pupuk
merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan atau peruraian
bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan. Misalnya bungkil, guano, tepung tulang
dan sebagainya. Karena pupuk organik berasal dari bahan organik yang mengandung segala macam unsur maka pupuk
ini pun mengandung hampir semua unsur (baik makro maupun mikro). Hanya saja,
ketersediaan unsur tersebut biasanya dalam jumlah yang sedikit (Lutfhi, 2011).
Pupuk
organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran.
Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai
pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S,
Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair selain dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan
produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan
pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang (Karosin, 2000).
Pupuk
berdasarkan bahan kimianya terbagi 2 yaitu pupuk organik dan non organik, Pupuk organik adalah semua sisa bahan tanaman,
pupuk hijau, dan kotoran hewan yang mempunyai kandungan unsure hara rendah.
Pupuk organic tersedia setelah zat tersebut mengalami proses
pembusukan oleh mikro organisme. Sedangkan Pupuk anorganik atau pupuk buatan
(dari senyawa anorganik) adalah pupuk yang sengaja dibuat oleh manusia dalam
pabrik dan mengandung unsur hara tertentu dalam kadar tinggi. Pupuk anorganik
digunakan untuk mengatasi kekurangan mineral murni dari alam yang diperlukan tumbuhan
untuk hidup secara wajar
(Karosin, 2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar