ASI memiliki banyak keunggulan termasuk dalam aspek kedokteran yang paling banyak didengung-dengungkan. ASI bagi bayi dan balita secara ilmiah telah terbukti memiliki berbagai aspek keunggulan bila dibandingkan dengan susu sapi atau susu yang berasal dari sumber lain. Dan keunggulan itu baru dapat dibuktikan dengan penelitian ilmiah modern di penghujung abad ke-20. Secara ekonomi, jelas ASI lebih murah bila dibandingkan dengan susu sumber lain.
Yang menarik adalah bahwa Islam telah menegaskan hal ini di dalam Al Quran semenjak sekitar 1400 tahun yang lalu.
ara ibu hendaknya menyusukan anak-anaknya selama 2 tahun penuh. Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan kewajiban ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma’ruf….” (QS. Al Baqarah : 233)
Dari ayat di atas tergambar bahwa Islam sudah menganjurkan pemberian ASI sejak lahir disertai lamanya waktu pemberian.
Proses Pembentukan ASI
ASI diproduksi oleh kelenjar susu/payudara (glandula mammae). Kelenjar tersebut pada dasarnya terdapat pada laki-laki dan perempuan, namun mengalami perbedaan perkembangan. Pada laki-laki cenderung mengalami kemunduran (degenerasi) dan tidak berfungsi sebagai penghasil air susu. Pada perempuan kelenjar susu berkembang makin nyata setelah memasuki masa pubertas.
Pada seorang perempuan yang hamil kelenjar payudaranya akan makin berkembang oleh pengaruh hormon estrogen, somatomamotropin, dan prolaktin. Proses tersebut dimulai pada trimester pertama kehamilan. Hormon estrogen berfungsi untuk membuat hipertrofi sistem duktus (saluran). Sedangkan hormon progesteron berfungsi untuk menambahkan sel-sel asinus pada payudara. Somatomamotropin berfungsi untuk pertumbuhan asinus dan perubahan-perubahan dalam sel, pembentukan kasein, laktoalbumin, dan laktoglobulin. Selama proses kehamilan, air susu tidak keluar karena hormon prolaktin yang merangsang pengeluaran ASI dihambat oleh Prolactin Inhibiting Hormone (PIH).
Kandungan ASI
Keunggulan susu manusia (ASI) bila dibandingkan dengan susu hewan atau susu sumber lain terletak pada kecukupan dan kelengkapan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan bayi, termasuk kandungan protein dan asam aminonya. Kandungan fenilalanin dan tirosin di dalam ASI lebih sedikit karena jika berlebihan dapat berbahaya bagi neonatus (bayi baru lahir). Sistin yang penting untuk pertumbuhan lebih banyak terdapat pada ASI. Metionin lebih banyak terkandung dalam susu sapi karena jika berlebihan di dalam ASI maka neonatus tidak dapat mengubahnya menjadi sistin karena enzim belum berfungsi sempurna. Dan taurin yang penting untuk perkembangan otak terdapat 30-40 kali lebih banyak pada ASI.
Kandungan ASI lainnya secara biokimia yaitu:
1. Protein
Laktoalbumin dan laktoglobulin lebih banyak yang penting untuk pertahanan tubuh dan antibodi.
Kasein lebih banyak, sehingga lebih mudah dicerna tubuh.
2. Karbohidrat
Laktosa lebih banyak, penting untuk pertumbuhan Lactobacillus bifidus, menghilangkan infeksi saluran cerna, pertumbuhan sel otak, serta menahan kalium, fosfor dan magnesium tetap di berada di dalam tubuh.
3. Lemak
Asam lemak tak jenuh lebih banyak dan mudah diserap
Kolesterol, asam lemak esensial, asam palmitat, serta garam empedu yang membuat penyerapan lebih baik lebih banyak terkandung.
4. Laktoferin, lisozim, IgA, yang berfungsi melindungi bayi dari infeksi saluran pencernaan, radang saluran pernafasan dan paru-paru, penyakit telinga, dan diare.
5. Mineral
Kadar Natrium lebih banyak sehingga melindungi neonatus dari dehidrasi dan kelebihan natrium dalam darah. Sebanyak 50-70% besi diserap dari ASI bila dibandingkan dari susu sapi yang hanya diserap 10-30%. ASI juga mengandung molekul pengikat seng, asam pikolinat, yang membuat penyerapan seng lebih efisien. Rasio kalsium dan fosfor ASI sesuai untuk mineralisasi tulang bila dibandingkan dengan susu sapi.
Dari berbagai penelitian pula menunjukkan bahwa ASI merupakan sumber nutrisi yang meningkatkan perkembangan saraf dan otak.
Keuntungan pemberian ASI bagi Ibu
ASI tidak hanya penting bagi bayi saja tetapi penting pula bagi ibunya. Hubungan batin antara ibu dan bayinya menjadi lebih terasa karena dekatnya hubungan mereka melalui proses penyusuan. Secara klinis telah pula diteliti bahwa penyusuan dapat mengurangi risiko kanker payudara. Selain itu proses penyusuan berguna pula sebagai kontrasepsi alamiah untuk enam bulan pertama pasca melahirkan.
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihkannya adalah tiga puluh bulan, ………” (QS. Al Ahqaaf : 15)
Lama Pemberian ASI
WHO telah merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 4 – 6 bulan. ASI juga dapat terus diberikan selama masih diinginkan bayi. Al Quran menganjurkan pemberian ASI selama dua tahun (QS. Al Baqarah : 233). Hal ini secara ilmiah erat kaitannya dengan sistem kekebalan tubuh bayi pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Mengingat pada masa tersebut bayi sangat rentan terhadap infeksi dan gangguan tubuh lainnya, maka ASI dengan berbagai kandungannya yang sempurna sangat diperlukan untuk membentuk kekebalan tubuh yang akan melindunginya dari penyakit, misalnya diare.
Pemberian ASI bagi Ibu Bekerja
Pekerjaan bukan menjadi halangan bagi seorang ibu untuk memberikan ASI bagi bayinya. Berbagai cara telah dipercaya mampu mencukupi kebutuhan ASI bagi bayi yang ibunya bekerja. Seorang ibu dapat memompa atau mengeluarkan air susunya untuk ditampung dan disimpan di dalam lemari es. Bila bayi membutuhkan susu maka ASI tersebut dapat langsung diberikan dengan dihangatkan terlebih dahulu tanpa terjadi kerusakan pada ASI tersebut.
Dengan mempertimbangkan betapa pentingnya menyusui bayi dengan ASI, Islam pun telah memerintahkan untuk mencari ibu susu lain dengan membayarnya secara patut. Seperti difirmankan Allah dalam surat Ath-Thalaaq : 6 :
“……Dan jika mereka istri-istri yang sudah ditalaq itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya; dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan baik; jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya”
Rasulullah juga menyusu kepada Halimah dari Bani Sa’ad dan disapih hingga dua tahun. Halimah melihat bahwa bayi Rasulullah merupakan jiwa yang penuh berkah bagi diri, suami, keluarga, dan kaumnya. Dengan adanya ibu susu, kebutuhan nutrisi bagi diri Rasulullah akan tercukupi sehingga Rasulullah tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang sempurna.
Penutup
Dengan paparan tentang keunggulan pemberian ASI bagi bayi dan ibu semoga semakin menambah kekaguman kita kepada Tuhan Yang Mahabesar. Terbukti bahwa pengetahuan telah berkembang di masa Islam sedemikian hebatnya. Pendeknya, dunia Barat setelah melalui investigasi yang panjang dan melelahkan telah berhasil membuktikan, dan ternyata hal itu telah termaktub dalam Al Quran sejak 14 abad silam. Hanya saja, kita sebagai umat manusia yang ingin menapak kembali kejayaan Islam harus terus mengembangkan ilmu pengetahuannya untuk mencari mutiara-mutiara pengetahuan demi kepentingan umat manusia, karena Islam adalah rahmatan lil ‘alamin. Wallahu ‘alam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar