KOMPONEN UTAMA MOTOR
A.
PENDAHULUAN
Mesin sepeda motor berfungsi untuk menghasilkan
tenaga dan memindah tenaga tersebut untuk menggerakkan roda. Pada mesin sepeda
motor unit penghasil tenaga yaitu motor,
sedangkan pemindah tenaga yaitu kopling
dan transmisi.
Dengan demikian
mesin sepeda motor terdiri dari bagian :
- Komponen utama motor, yaitu: bak engkol (crank
case) , blok silinder, kepala silinder, piston, ring piston, batang
piston, poros engkol, mekanisme katup.
- Sistem pelumas,
yaitu: pompa pelumas, bak engkol, filter oli
- Sistem
pendingin, yaitu:
Pendinginan
udara: kisi pendingin, kipas pendingin
Pendinginan air : Radiator, tutup radiator, pompa air, slang
air.
- Sistem pemasukan
dan pembuangan, yaitu: saringan udara, karburator, intake manifold, knalpot.
- Sistem kelistrikan, yaitu: sistem pengapian, sistem pengisian, sistem starter.
Pada
bagian ini hanya akan dibahas komponen utama motor, yaitu bak engkol (crank
case) , blok silinder, kepala silinder, piston, ring piston, batang piston,
poros engkol motor 2 tak maupun 4 tak, serta
mekanisme katup.
B.
BAK ENGKOL (CRANK CASE)
Bak engkol merupakan bagian utama motor yang
menyangga semua komponen mesin. Bak engkol terbuat dari bahan paduan almunium,
proses pembuatannya menggunakan teknik
pengecoran. Terdapat dua tipe bak engkol ditinjau dari metode memisahkan bak
engkol, yaitu:
- Herizontally
split type crank case
- Vertically split type crank case
Konstruksi bak engkol motor 4 tak berbeda
dengan motor 2 tak, pada motor 4 tak bak engkol menjadi tempat penampung oli
mesin , ruang engkol berhubungan dengan bak transmisi, sedangkan pada motor 2
tak bak engkol dijadikan pompa bilas, sehingga bak engkol harus benar-benar
rapat.
Gb 2.3
Perbedaan bak engkol motor 2 tak dengan 4 tak
Kerapat bak engkol pada motor 2 tak sangat
besar pengaruhnya pada kinerja motor, sebab kebocoran kecil saja menyebabkan proses
pemasukan campuran bahan bakar tidak sempurna karena pompa bilas tidak
berfungsi dengan baik. Penyebab kebocoran bak engkol antara lain:
- Seal poros engkol
sudah rusak atau keras
- Pengencangan
kurang sempurna, atau retak akibat salah pengencangan
- Terdapat luka
pada bagian bak akibat pemisahan bak engkol dengan cara diungkit
menggunakan obeng atau benda keras lainnya.
- Terganjal
kotoran saat memasang
- Kualitas perapat (sealer) yang digunakan
kurang baik.
C. BLOK SILINDER (CYLINDER BLOCK)
Silinder blok
merupakan tempat dimana piston bekerja. Blok silinder, piston, ring piston dan
kepala silinder membentuk suatu ruangan tertutup tempat proses kerja motor
terjadi, yaitu proses hisap, kompresi, usaha dan buang.
Blok silinder
harus mempunyai tahan gesek yang kecil, pemuaian kecil, tahan panas dan
penghantar panas yang baik. Terdapat 3 macam blok silinder ditinjau dari bahannya,
yaitu:Cast iron
Blok silinder besi
tuang (Cast iron). Blok jenis ini proses pembuatan lebih mudah, namun ukuran mesin lebih
berat, digunakan untuk motor ukuran kecil.
- Sleeve
Blok silinder terbuat dari paduan almunium
dengan teknik pengecoran, kemudian disisikan besi tuang dengan suaian sesak.
Kelebihan jenis sleeve adalah proses pendinginan lebih baik karena
almunium merupakan bahan penghantar panas yang baik, digunakan untuk motor
sedang maupun besar.
- Blok silinder
almunium dengan pelapisan chroom
Blok silinder model ini terbuat dari paduan almunium, dengan teknik tuang.
Pada dinding silinder dikeraskan menggunakan chroom secara electroplating.
Kelebihan model ini adalah bobot lebih ringan, proses pendinginan lebih baik
karena almunium penghantar panas yang baik. Digunakan pada motor balap.
Konstruksi blok
silinder motor 2 tak berbeda dengan motor 4 tak. Perbedaan tersebut antara lain
pada motor 4 tak tidak ada lubang pada dinding silinder, sedangkan motor 2 tak
pada dinding silinder terdapat lubang, yaitu lubang bilas (scavenging port)
dan lubang buang (exhaust port). Adanya lubang pada
silinder motor 2 tak menyebabkan peluang ring piston patah lebih tinggi, untuk
mencegah hal itu maka pada alur ring piston motor 2 tak dilengkapi dengan nok,
yang berfungsi mencegah ring piston berputar saat motor bekerja sehingga ujung
ring piston bergerak melintasi lubang bilas maupun lubang buang. Blok silinder motor 2 tak Blok silinder motor 4
tak
Gb. 2.5 Perbedaan blok silinder motor 2 tak dengan 4
tak
Saat motor bekerja piston bergerak dan
bergesekan terus menerus dengan dinding silinder, untuk mengurangi gesekan diperlukan sistem pelumas yang baik, bila
sistem pelumas kurang baik maka keausan silinder, ring piston dan piston akan
cepat terjadi. Keausan komponen tersebut
menyebabkan:
- Motor sulit
dihidupkan
Kompresi bocor
menyebabkan kevakuman di dalam silinder
saat langkah hisap lemah sehingga
jumlah campuran yang masuk sedikit. Selain itu kebocoran kompresi juga
menyebabkan tekanan dan temperatur akhir kompresi kurang, kondisi awal untuk
proses pembakaran kurang terpenuhi sehingga motor sulit dihidupkan.
- Tenaga motor
lemah
Kebocoran kompresi
menyebabkan tekanan hasil pembakaran yang mendorong piston berkurang karena
sebagian tekanan bocor sehingga tenaga
yang memutar engkol berkurang, dan tenaga motor lemah.
- Oli mesin cepat rusak
Saat kompresi
sebagian campuran bahan bakar akan bocor sehingga masuk bak engkol, di bak
engkol bahan bakar akan bercampur dengan oli, hal ini menyebabkan oli cepat
encer dan rusak.
- Bahan bakar
boros dan polusi meningkat
Saat kompresi
sebagian campuran bahan bakar akan bocor sehingga masuk bak engkol, dari bak
engkol terbuang keluar ke udara dan mencemari lingkungan. Campuran yang
terbuang berarti tidak dirubah menjadi
tenaga sehingga untuk menghasilkan tenaga yang sama diperlukan campuran bahan
bakar lebih banyak, hal ini menyebabkan
bahan bakar boros.
- Suara mesin
kasar
Keausan menyebabkan
kelonggaran piston dengan dinding silinder lebih besar, jarak yang lebih lebar
menyebabkan benturan lebih besar sehingga suara benturan lebih besar dan suara
mesin lebih kasar.
D.
TEST KOMPRESI
Sebelum membongkar blok silinder untuk
melakukan pemeriksaan, perlu dipastikan bahwa silinder telah aus dengan cara
melakukan test kompresi menggunakan compression gauge. Langkah untuk melakukan
test kompresi adalah:
1. Panaskan mesin sampai mencapai panas kerja normal
2.
Buka busi, kemudian pasang compression gauge.
3. Buka gas penuh, kemudian slah starter sampai tekanan kompresi
tidak naik lagi.
4.
Baca tekanan kompresi
yang ditunjukkan pada alat, bandingkan dengan spesifikasi motornya. Besar tekanan
kompresi 10 – 13 kg/cm2
Bila tekanan
kompresi kurang dari spesifikasi, masuk 1-2 cc oli, kemudian lakukan
pengetesan lagi
|
Bila tekanan kompresi naik, maka kemungkinan keausan terletak pada
silinder, piston atau ring piston, namun bila tekanan kompresi tetap rendah
kemungkinan penyebabnya adalah kebocoran dari katup.
E. PEMERIKSAAN BLOK SILINDER
Pemeriksaan blok
silinder meliputi pemeriksaan kerataan permukaan dan keausan silinder. Alat
yang diperlukan untuk pemeriksaan keausan adalah straight adge dan feeler
gauge.
Langkah
pemeriksaan adalah:
1.
Bersihkan
permukaan silinder
2.
Letakan
straight adge pada permukaan blok silinder. Periksa, apakah terdapat
celah antara straight adge dengan permukaan blok silinder
Memeriksa permukaan blok silinder
3.
Sisipkan feeler gauge diantara straight adge dengan permukaan blok
silinder, catat tebal feeler yang
dapat masuk.
4.
Lakukan pada beberapa
posisi seperti gambar, bandingkan hasil pemeriksaan dengan spesifikasi. Bila
melebihi sepesifikasi ratakan permukaan dengan cara dibubut atau di skrap. Spesifikasi kerataan sebesar 0,05 mm atau feeler 5.
|
|
Pemeriksaan keausan blok silinder menggunakan alat cylinder
gauge. Langkah
pemeriksaan adalah sebagai berikut:
1.
Bersihkan blok silinder dari kotoran
2.
Lihat pada buku pedoman standard diameter silinder,
misalkan motor Honda NSR 150R spesifikasi diameter blok silinder adalah:
59,000 – 59,005 mm.
| |
|
3. Pasang batang ukur
sehingga kondisi awal 60,00 mm, periksa menggunakan micrometer untuk memastikan
pasisi awal tepat 60,00 mm.
4. Masukkan cylinder
gauge ke silinder di tiga tempat pada
sumbuh x dan y. Goyang alat sampai
penyimpangan maksimal
5. Catat hasil
pengukuran analisa datanya
Bentuk keausan adalah oval dan tirus. Keovalan maksimal di bagian
atas yaitu sebesar 0,05 mm dan ketirusan sebesar 0,15 mm.
Berdasarkan data tersebut berarti keausan
0,345 mm, sehingga perlu over size 50, artinya diameter silinder
diperbesar 0,50 mm dari diameter standard. Piston dan ring piston juga harus
diganti dengan oversize 50. Ukuran silinder setelah di over size
50 adalah sebesar 59,005 + 0,50 mm = 59,505 mm.
Ukuran over size piston dan ring
piston yang dipasarkan adalah 25, 50, 75 dan 100. Tanda oversize terletak pada kepala
piston dan sisi atas ring piston.
Catatan.
Seseorang sering menentukan keausan dengan
menentukan selisih ukuran X – Y. Dari contoh data diatas berarti terdapat
kekeliruan besar dalam menyimpulkan, dimana ia akan menyimpulkan keausan 0,05
mm, jadi silinder masih baik.
Guna mengatasi kelemahan tersebut selain
informasi diameter silinder beberapa buku pedoman telah memuat ukuran toleransi
atau celah silinder dengan piston sebagai
referensi menentukan keausan silinder. Contoh beberapa
ukuran toleransi piston dan silinder adalah sebagai berikut.
Dari penelitian
di bengkel 60 % keausan piston dan
silinder berbentuk goresan. Bentuk keausan ini disebabkan oleh pelumasan kurang
sempurna atau debu yang masuk ke dalam silinder akibat filter dilepas. Sistem
pelumas yang kurang baik karena pemilik kurang taat dalam penggantian oli,
adanya kebocoran silinder dan seal sehingga jumlah oli sangat kurang bahkan
habis. Selain itu terdapat 5 % disebabkan karena kesalahan proses kolter saat
oversize, sehingga celah antara piston dengan dinding silinder terlalu besar.
F. KEPALA SILINDER (CYLINDER HEAD)
Kepala silinder berfungsi
sebagai tutup silinder sehingga membentuk ruang tertutup tempat motor melakukan proses pembakaran. Ruang
dimana proses pembakaran terjadi disebut ruang bakar. Macam ruang bakar motor 2 tak:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar