SISTEM PENERUS
DAYA
Mesin adalah penghasil tenaga.
Komponen yang tersusun dalam kerja ini amat banyak. Diantara yang paling vital
adalah cylinder blok
(blok mesin), cylinder
head (kepala silinder), piston,
ring piston,
connecting rod
(stang piston), dan crankshaft
(poros engkol). Selain itu, ada juga mekanisme katup yang terdiri dari camshaft (poros nok), lifter valve, pushrod, timing belt (timing
chain) dan katup (valve).
Tapi, jangan lupa satu hal yang juga turut menggerakkan mesin. Yaitu, bahan bakar.
Baik tidaknya kerja komponen-komponen dalam mesin amat tergantung pada kualitas serta kuantitas oli
dan air radiator. Selain itu, penting juga
memperhatikan penyetelan-penyetelan
(tune-up). Meskipun kondisi komponen mesin tergantung pada oli,
air radiator dan tune-up, dalam hal perawatan dan pemeriksaan mobil, bukan
berarti tidak penting mengetahui bagaimana kerja mesin menghasilkan tenaga.
Pada prinsipnya, saat mesin
mulai di-starter, poros engkol akan berputar menggerakkan connecting rod.
Karena connecting rod bergerak, piston dan ring piston ikut bergerak naik
turun. Pada saat poros engkol berputar, timing belt akan menghantarkan gerakan
dari poros engkol itu ke poros nok sehingga poros nok juga akan ikut berputar.
Putaran poros nok membuat katup terbuka dan tertutup.
Mobil-mobil sekarang umumnya
menggunakan mesin 4 tak. Itu berarti, untuk keluarnya tenaga, pada mesin 4 tak
perlu 4 langkah piston. Empat langkah itu adalah hisap, kompresi, usaha (power)
dan buang.
Pada langkah hisap, piston
akan bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB). Pada saat
itu, katup hisap terbuka dan katup buang akan tertutup. Saat katup hisap
terbuka, bahan bakar akan terhisap ke dalam ruang bakar. Saat yang bersamaan,
poros engkol bergerak 90 derajat pertama.
Di tahap kompresi, piston
bergerak dari TMB ke TMA. Pada langkah ini, kedua katup tertutup. Karena
tertutup, piston naik. Naiknya piston membuat ruang bakar menyempit.
Penyempitan ini mengakibatkan temperatur dan tekanan bahan bakar ikut naik. Di
sini, poros engkol bergerak 90 derajat kedua.
Pada saat posisi poros
engkol 5 derajat sebelum TMA, bunga api dari busi terlontar. Bunga api itu
membakar bahan bakar yang ada di ruang bakar. Pembakaran menghasilkan tekanan
yang akan mendorong piston sehingga ia bergerak dari TMA ke TMB. Pada saat yang
sama, kedua katup tertutup. Inilah yang disebut langkah usaha (power). Di sini,
poros engkol bergerak 90 derajat ketiga.
Berikutnya adalah langkah
buang. Pada saat ini piston bergerak dari TMB ke TMA. Katup buang terbuka
sementara katup hisap tertutup. Pergerakan piston tersebut mengakibatkan gas
buang sisa pembakaran terdorong menuju knalpot. Piston bergerak 90 derajat
keempat.
Langkah-langkah ini akan
terjadi berulang-ulang sesuai dengan putaran poros engkol. Dengan putaran itu
mesin sudah menghasilkan tenaga. Tenaga ini akan dimanfaatkan untuk
menggerakkan roda-roda. Selain untuk menggerakkan roda, tenaga juga dikirim ke
komponen-komponen yang berfungsi untuk kelangsungan hidup mesin. Misalnya, sistem
pengapian, sistem bahan bakar, pengisian, dan sistem kenyamanan semisal AC,
power steering.
Penerus Daya ke Roda
Tenaga dari mesin ke
komponen-komponen tadi dikirim oleh satu media yang disebut penerus daya. Untuk
menggerakan roda-roda misalnya, ada beberapa macam penerus daya. Diantaranya penggerak roda depan
dan penggerak roda
belakang. Dan ada juga penggerak keempat roda sekaligus atau
yang biasa dikenal 4WD (wheel
drive).
Model penggerak roda
belakang misalnya, peranti penerus daya adalah kopling, transmisi, propeller shaft
(kopel), gardan,
as roda
(axle shaft), bearing
roda dan roda-rodanya
itu sendiri. Penggerak roda depan juga dibantu oleh peranti-peranti itu,
kecuali propeller shaft. Untuk 4WD ada peranti tambahan yang disebut transfer. Selain itu,
peranti 4WD juga dilengkapi kopel depan-belakang, gardan depan-belakang, dan as
roda depan-belakang.
Kopling ini
mempunyai peranan yang sangat penting dalam memutus dan menghubungkan tenaga dari mesin ke transmisi.
Untuk mendukung kerjanya itu, di dalam kopling terdapat kanvas kopling, coverclutch
(matahari), release
bearing (laher). Jika kopling tidak berfungsi dengan baik, maka
tenaga yang dihasilkan untuk menggerakkan kendaraan berkurang. Bahkan,
kendaraan tidak bisa jalan. Bisa juga kerusakan kopling menyebabkan kesulitan
melakukan perpindahan gigi transmisi. Beberapa penyebab kopling yang tidak
berfungsi baik, bisa karena usia pemakaian atau bisa juga karena kurang
tepatnya cara Anda mengemudi.
Karena itu, kopling sebaiknya juga sering diperiksa.
Ada cara
konvensional untuk memerika kopling. Hidupkan mesin, kemudian masukkan gigi
kendaraan anda ke gigi transmisi 2. Setelah itu injak pedal gas dan pedal rem
secara bersamaan. Apabila mesin kendaraan anda mati berarti kanvas kopling
masih tebal. Tetapi apabila mesin kendaraan anda tetap hidup berarti berarti
kopling sudah slip dan kanvas kopling perlu diganti.
Yang juga penting untuk
diperiksa adalah transmisi. Transmisi
ini berfungsi untuk mengatur kecepatan kendaraan atau moment.
Ia akan mengirimkan tenaga ke gardan melalui kopel. Jika ia tidak berfungsi
dengan baik, atau mungkin terjadi salah pemakaian, mesin mobil Anda bisa mati,
atau mungkin tarikannya terasa berat dan tak bertenaga.
Tanda paling gampang untuk
mengetahui baik tidaknya kerja transmisi mobil Anda adalah dengan melakukan
perpindahan gigi. Apabila perpindahan giginya mudah, tidak terdengar
bunyi-bunyi yang aneh saat mobil meluncur, itu berarti baik. Selain cara
berkendara, kesehatan transmisi juga sangat tergantung pada kualitas dan
kuantitas oli.
Pada penggerak roda belakang
dan model 4WD, diantara transmisi dan gardan ada kerja kopel. Fungsi utamanya
untuk men-stabil-kan ayunan mobil akibat permukaan jalan yang berubah-ubah.
Karena permukaan jalan berbeda-beda, maka kopel dilengkapi dengan universal joint. Alat
ini bertugas untuk menyesuaikan perubahan sudut permukaan jalan. Ini akan
berpengaruh pada kenyamanan Anda berkendara. Apabila universal joint ini macet,
maka penerusan daya tidak akan maksimal. Selain itu, body kendaraan akan
bergetar saat meluncur. Bila getaran body mobil Anda terasa beda dan
berlebihan, sebaiknya Anda mengganti universal joint atau balance kopel.
Begitu juga dengan gardan. Fungsinya amat
penting. Ia berfungsi mengubah putaran dari kopel menjadi 90 derajat dan
memperbesar momen. Selain itu, ia juga berfungsi untuk membedakan putaran roda
kiri dan kanan pada saat belok.
Gejala terjadinya kerusakan
pada gardan bisa dideteksi lewat suara dengung yang keluar dari gardan. Untuk
itu perlu diperiksa minyak
pelumas serta stel ulang persinggungan gigi pada gardan.
Komponen pemindah daya yang
tak kalah penting adalah axle shaft dan bearing. Kedua komponen ini berfungsi
untuk meneruskan tenaga dan memperlembut putaran roda-roda penggerak. Untuk
memaksimalkan umur komponen tersebut, sesuaikan pemakaian beban kendaraan
dengan batas-batas yang telah ditentukan. Dan untuk pemeriksaan bearing roda
dapat dilakukan dengan mendengarkan bunyi atau dengan mengoyang-goyangkan ban,
baik depan maupun belakang.
Penerus Daya ke Komponen Kenyamanan dan
Kelangsungan Hidup Mesin
Selain untuk menggerakkan
roda-roda, tenaga mesin juga dimanfaatkan untuk menggerakkan komponen-komponen
yang berhubungan dengan kelangsungan hidup mesin dan kenyamanan pengendara.
Komponen-komponen tersebut adalah Timing
Belt (untuk tipe-tipe tertentu), Van belt alternator, Van belt Air Conditioning
(AC) dan Van belt power
steering.
Timing belt berperan
meneruskan putaran poros engkol ke poros nok. Poros nok sendiri bertugas
menggerakkan katup-katup, memutar distributor (delco) pada sistem pengapian.
Poros nok juga berfungsi untuk menggerakkan pompa bensin di sistem bahan bakar
(pada tipe konvensional).
Karena timing belt
berperanan terhadap hidup matinya mesin, maka perlu perawatan secara periodik.
Tiap-tiap mobil mempunyai spesifikasi yang berbeda. Biasanya untuk kendaraan
sedan waktu penggantian
timing belt berdasarkan jarak tempuh kira-kira 50.000 s/d 60.000 km
yang ditunjukkan pada odometer.
Bila sudah sampai
angka itu, sebaiknya Anda mengganti timing belt.
Apabila tidak diganti bisa putus. Sebab, timing belt terbuat dari karet khusus.
Dan bila putus, mesin mobil bisa mogok bahkan bisa menyebabkan klep-klep dan
silinder head (kepala silinder) bisa bengkok atau cacat. Bila hal itu terjadi ,
biaya perbaikan akan jauh lebih mahal.
Van belt Alternator
berfungsi untuk menggerakkan dynamo ampere (Alternator) pada sistem pengisian,
dan untuk menggerakkan pompa air (water pump) pada sistem pendinginan. Apabila
van belt ini putus, bisa mengakibatkan kelistrikan mobil tak bekerja. Bahkan
mesin mogok. Selain itu, dapat pula mengakibatkan mesin kendaraan mengalami
panas yang berlebihan (overheating).
Van belt Air Conditioning
(AC) berfungsi untuk menggerakkan kompresor AC. Apabila van belt ini kendor
atau putus, kerja AC kendaraan akan terganggu. Ini berarti pengendara gagal
mendapatkan kenyamanan AC.
Sedangkan Van belt Power steering berfungsi
untuk menggerakkan pompa power steering. Apabila van belt ini
putus, steer mobil menjadi berat terutama pada kondisi parkir.
Nah, karena van belt
mempunyai peran yang sangat penting, maka ada beberapa hal yang perlu diperiksa
tentang kondisi van belt ini. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan melihat van
belt. Periksa
kemungkinan karet atas dengan bagian bawah inti terpisah,
bagian pinggir inti dan inti van belt terpisah. Atau, mungkin juga terjadi
retak-retak, terpisahnya pemisahan rusuk-rusuk van belt, rusuk-rusuknya sobek
atau pecah-pecah di bagian bubungan rusuk van belt. Coba juga menekan-nekan van
belt. Dengan cara ini, Anda bisa menguji ketegangan dan kekencangan van belt.
Sistem
Transmisi
Sistem transmisi yang
terdapat pada kendaraan merupakan kesatuan kerja dari roda gigi. Disebut roda
gigi karena roda gigi tersebut bergerigi, dimana gunanya untuk mentransmisikan
daya yang cukup besar dengan putaran yang tepat yang mana tidak dapat dilakukan
oleh dengan roda biasa (roda gesek).
Maka roda tersebut harus
bergerigi/bergigi pada kelilingnya, sehingga dapat dilakukan penerusan daya
oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkaitan. Selain pemakaian roda gigi
pada transmisi, terdapat cara lain untuk meneruskan daya, cara tersebut adalah
dengan menggunakan sabuk .
Sabuk yang digunakan (sabuk rata, sabuk v,
sabuk gigi/serempak) dan rantai gigi. Diantara penerus daya tersebut akan lebih
ringkas, dapat digunakan untuk putaran tinggi dengan tepat dan daya yang cukup
besar.
Transmisi Secara
Umum
Transmisi secara umum
merupakan suatu mekanisme yang dipergunakan untuk memindahkan elemen mesin yang
satu kegerakan elemen mesin yang lain.
Selain itu transmisi juga
berfungsi mengubah jumlah putaran dan momen putar mesin, daya mesin serta
mengatur keduanya untuk kebutuhan kerja mesin.
Ketika kendaraan mulai berjalan diperlukan
tenaga yang besar, setelah kendaraan berjalan bukan tenaga lagi yang diperlukan
melainkan kecepatan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan trnsmisi yang
lebih dari berbagai tingkat perbandingan gigi. Sebuah kotak transmisi pada
prinsipnya terdiri atas tiga bagian, yaitu :
·
Poros penggerak
·
Poros yang digerakkan
·
Rangka pengikat
Transmisi tersebut
ditetapkan antara clutch dengan propeller
shaft (FR-Type)atau antara clutch dengan drive shaft (FF-Type).
Gambar 2.1 Tata
nama roda gigi ( 5 )
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
diperlukannya transmisi yang terdiri dari berbagai tingkat perbandingan gigi (Gear
Ratio).
Gear Ratio
Perakitan/hubungan
gear yang berada dalam kotak transmisi (gear box), antara gear input shaft untuk output shaft dapat diperoleh berbagai
kondisi seperti berikut ini :
·
Perbandingan
kecepatan putar yang sama ataupun berbeda
·
Perbandingan
momen yang dapat sama atau berbeda
·
Arah
putaran yang sama atau berbeda
Gear kecil (A) bila langsung memutarkan gear (B) yang lebih besar akan
menghasilkan :
~ Putaran shaft gear (B)
lebih lambat
~ Momen shaft gear (B)
lebih besar
~ Arah putaran gear (B)
berlawanan dengan shaft gear (A)
Begitu pula apabila sebaliknya, jika pemutar (drive) adalah gear yang lebih besar maka akan diperoleh :
~ Putaran shaft gear
yang digerakkan (driven) lebih besar
~ Momen shaft gear yang
digerakkan (driven) lebih lambat
~ Arah putaran driven
berlawanan dengan arah driven
Tetapi juga gear kecil (A) memutar gear besar (B) melalui perantara satu
gear maka diperoleh :
~ Putaran shaft gear (B)
lebih lambat
~ Momen shaft driven
lebih besar
~ Arah putaran shaft
gear (B) searah dengan shaft gear (A)
Begitu pula sebaliknya jika gear besar sebagai drive dan gear yang lebih kecil sebagai driven maka akan diperoleh :
~ Putaran shaft driven lebih cepat
~ Momen shaft driven lebih kecil
~ Arah putaran drive searah dengan driven
Putaran driven shaft yang
menjadi lebih lambat atau lebih cepat dan momen yang menjadi lebih kecil atau
lebih besar, tergantung dari jumlah gear pada pemutar (drive) dan diputar (driven),
perbandingan ini disebut gear ratio.
Fungsi
, Kategori Dan Jenis
Transmisi Pada Kendaraan
Adapun fungsi dari sistem
transmisi pada kendaraan bermotor antara lain:
·
Mengatur kecepatan kendaraan sesuai dengan
beban dan kondisi jalan.
·
Merubah arah putaran roda, sehingga kendaraan
dapat berputar maju dan mundur.
·
Memutuskan dan menghubungkan putaran
kendaraan sehingga kendaraan dapat berhenti walaupun mesin dalam keadaan hidup.
Sedangkan
pada sistem transmisi dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Transmisi langsung dimana sebuah piringan atau roda pada
poros yang satu dapat menggerakkan roda serupa pada poros kedua melalui kontak
langsung (roda gesek dan roda gigi).
2. Elemen sebagai penghubung sementara, dimana gerakkan
poros pertama akan menggerakkan poros kedua menggunakan elemen penghubung
antara (Sabuk dan rantai).
Adapun
jenis transmisi yang digunakan pada kendaraan dapat digolongkan sebagai berikut
:
· Selective Gear Transmission
· Automatic Transmission
· Planetary Gear Transmission
Bagian
– Bagian Dari Sistem Transmisi
Salah satu tujuan
digunakannya transmisi roda gigi adalah untuk mengatur putaran motor yang
dipindahkan ke roda-roda belakang dalam bermacam-macam perlambatan dimana letak
dari transmisi dibelakang pesawat kopling dan penjelasannya akan dibahas
selanjutnya :
a. Main Gear
Main
gear
terpasang pada main shaft dengan perantara bearing. Jumlah main gear tergantung
dengan jumlah tingkat kecepatan yang ada pada transmisi. Untuk transmisi dengan
5-speed (5 tingkat percepatan) terdapat 5 main gear dengan jumlah gear yang
berbeda dan fungsi main gear tersebut berfungsi untuk membuat gear ratio
bersama-sama dengan counter gear sesuai dengan tingkat kecepatan.
b. Counter
Gear
terdiri dari beberapa gear yang disatukan,
banyaknya gear tergantung dengan banyaknya tingkat kecepatan.
Untuk transmisi dengan 5-speed terdapat 6 counter gear jumlah gear yang berbeda. Counter gear tersebut berfungsi untuk
memindahkan putaran dari input shaft
(main drive gear) ke main gear
sekaligus membuat gear ratio.
c. Reverseidle Gear dan Shaft
Reverseidle
gear
terpasang pada reverseidle gear shaft
dan gear ini berfungsi untuk
menghubungkan counter gear dengan main reverse gear sehingga main reverse gear berputar berlawanan
arah dengan input shaft (main drive
gear).
d. Input Shaft
Input
shaft tranmission disatukan dengan main drive gear berfungsi untuk memindahkan putaran dari clutch ke counter gear.
e. Main Shaft
Main
shaft berfungsi sebagai output
transmisi sekaligus tempat pemasangan main
gear dan hub set, antara main shaft ke main gear dan hub set
dihubungkan dengan bearing.
f. Interlock
Sistem
Dalam pengoperasian transmisi, setiap tingkat
kecepatan hanya boleh terjadi satu gear yang masuk (satu sleeve hub yang
berkaitan dengan main gear) karena setiap main gear mempunyai gear ratio yang
berbeda, untuk maksud tersebut pada transmisi dipasang interlock pin dan ball
seperti yang digunakan pada transmisi.
Cara kerja :
Bila salah satu fork digerakkan (misalnya fork untuk kecepatan mundur) maka interlock ball akan menekan interlock pin, selanjutnya interlock pin menekan interlock ball, sehingga fork shaft untuk light speed dan fork shaft
low speed tidak dapat bergerak.
g. Location Ball
Dalam pengoperasian transmisi,
gear yang sudah masuk (sleeve hub
yang sudah berkaitan dengan main gear)
diusahakan agar tidak kembali keposisi netral dengan sendirinya.
Begitu pula gerakan dari
fork juga harus dibatasi sesuai dengan gerakan sleeve, sehingga pengemudi dapat merasakan gear yang sudah masuk
atau belum. Untuk maksud tersebut digunakan location ball pada setiap fork shaft yang selalu ditekan oleh
spring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar