Turbin
Uap
Siklus Renkine
setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang
menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan dalam instalasi
pembangkit daya jauh lebih rumit dari pada siklus renkine ideal asli yang
sederhana. siklus ini merupakan siklus yang paling banyak digunakan untuk
pembangkit daya listrik sekarang ini. Oleh karena siklus Rankine merupakan
sikus uap cair maka paling baik siklus itu digambarkan dengan diagram P-v dan
T-s dengan garis yang menunjukkan uap jenuh dan cair jenuh. Fluida kerjanya
adalah air (H2O).
Turbin Uap adalah
salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik tenaga uap. Dimana komponen utama dari sistem tersebut
yaitu : Ketel, kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang
berfungsi sebagai fluida kerja dihasilkan oleh katel uap, yaitu suatu alat yang
berfungsi untuk mengubah air menjadi uap. Siklus ideal yang
terjadi didalam turbin adalah siklus Renkine ; Air pada siklus 1 dipompakan,
kondisinya adalah isentropik s1 = s2
masuk ke boiler dengan tekanan yang sama dengan tekanan di kondenser
tetapi Boiler menyerap panas sedangkan kondenser melepaskan panas, kemudian
dari boiler masuk ke turbin dengan kondisi
super panas h3 = h4 dan
keluaran dari turbin berbentuk uap jenuh dimana laju aliran massa yang
masuk ke turbin sama dengan laju aliran massa keluar dari turbin, ini dapat
digambarkan dengan menggunakan diagram
Menurut Hukum pertama Thermodinamika,
kerja yang dihasilkan oleh suatu proses siklus adalah sama dengan Jumlah
Perpindahan Kalor pada fluida kerja selama proses siklus tersebut
berlangsung. Jadi untuk proses Siklus
1 – 2 – 2’ – 3 –
3’ – 4 – 1
Dengan rumus:
W = f T dS
W =
Kerja per satuan berat fluida kerja
Ds = Luas 1 – 2 - 2 – 2’ – 3 – 4 - 1 pada diagaram ( T – s )
Dalam kenyataan
Siklus sistem Turbin Uap
menyimpang dari Siklus Ideal (Siklus
Rankine ) antara lain karena faktor tersebut dibawah ini :
1.
Kerugian
dalam pipa atau saluran fluida kerja, misalnya kerugian gesekan dan kerugian
kalor ke atmosfer disekitarnya .
2. Kerugian tekanan dalam ketel
uap
3. Kerugian energi didalam turbin karena adanya gesekan pada fluida
kerja dan bagian-bagian dari turbin.
Prinsip Kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap
adalah sebagai berikut :
Uap
masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap dirubah
menjadi energi kinetis dan uap mengalami
pengembangan.
Tekanan uap pada
saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap
keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke dalam nosel.
Uap yang memancar
keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan
dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah antara
sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin.
Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian
memutar roda dan poros turbin.
Jika uap
masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya sebagian
yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang berjalan.
Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dimanfaatkan
maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki
baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak
dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna untuk mengubah arah
kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah
yang tepat.
Kecepatan
uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil
mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin.
Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi
relatif kecil.
Klasifikasi turbin uap
Turbin Uap dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda berdasarkan pada
konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses penurunan tekanan uap
sebagai berikut:
2.3.1
Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya
1.
Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls
adalah turbin sederhana berrotor satu atau banyak (gabungan ) yang mempunyai
sudu-sudu pada rotor itu. Sudu biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan
sudut keluar.
q
Turbin satu tahap.
q
Turbin impuls gabungan.
q
Turbin impuls gabungan
kecepatan.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
- Proses
pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu diam / nosel.
-
Akibat tekanan dalam turbin
sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.
2.
Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu
masing-masingnya terdiri dari baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu
bergerrak turbin reaksi dapat dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena
tidak simetris, karena berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu
tetap walaupun arahnya lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri
turbin ini adalah :
-
Penurunan
tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu
Gerak
-
Adanya
perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.
2.3.2
Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada
tingkat penurunan Tekanan Dalam Turbin
Ø Turbin Tunggal ( Single Stage )
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih
turbin ini cocok untuk untuk daya kecil, misalnya penggerak kompresor, blower,
dll.
Ø Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini
sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada
turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut
terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
2.3.3 Klasifikasi turbin berdasarkan Proses
Penurunan Tekanan Uap
Ø Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1
atm dan dimasukkan kedalam kompresor.
Ø Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih
besar dari 1 atm sehingga masih dapat dimanfaatkan untuk
menggerakkan turbin lain.
Ø Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin
diekstraksi untuk roses pemanasan lain,
misalnya proses industri.
2.4 Prinsip Kerja Turbin
Uap Jenis Bertingkat 905 TG – 1 / 2 / 3 / 4
Turbin pembangkit listrik tenaga uap UP II Dumai adalah turbin yang
mempunyai Condensing Axial Flow Type dan memiliki turbin jenis bertingkat.
Turbin uap yang diinjeksikan steam LP
kedalam turbin dan keluaran dalam bentuk condence (uap jenuh) dan disebut dengan turbin uap kondensasi. Besarnya
tekanan keluaran 0,04 bar sampai dengan 0,1 bar.
Turbin uap dibuat dengan daya yang telah ditentukan. Daya yang
dihasilkan turbin diperoleh dari selisih entalphi (panas jatuh) dan kapasitas uap ( massa
aliran uap persatuan waktu ) yang masuk kedalam turbin. Dan pada saat
transformasi energi didalam turbin terjadi kerugian, sehingga daya yang
dihasilkan turbin dapat dihitung dengan persamaan berikut:
P = h . ms . hi . hm dalam KW
Dimana :
h
: selisih entalpi dari ekspansi
esentropik antara uap baru masuk kedalam turbin
dengan uap bekas yang keluar dari turbin , dalam KJ/Kg.
Ms : kapasitas
uap (massa uap yang masuk kedalam turbin persatuan waktu).
hi : Rendemen dalam turbin.
hm : Rendamen mekanis dari turbin.
Dan randemen dari kopling dari turbin
hI . hm = hc
Besarnya harga randemen dari turbin tergantung dari kepada sistem
sudu-sudu turbin. Pada turbin bertingkat deretan sudu ada dua atau lebih
sehingga dalam turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan,
tegantung dari jenis turbin ( aksi dan reaksi ) serta hasil-hasil fabrikasi.
Berikut gambar grafik kecepatan bertingkat dan tekanan bertingkat pada turbin
bertingkat aksi dan reaksi. Turbin reaksi mengalami ekspansi pada sudu pengarah
maupun pada sudu gerak sehingga menggerakan dan mendorong sudu dalam arah
aksial. Untuk mengurangi dorongan aksial ini, adalah biasanya dengan memasang sudu-sudu gerak pada pada drum yang
juga berfungsi sebagai rotor.
2.4.1 Proses
Induction Steam Turbin.
Proses pemasukan uap di turbin uap
905 – GT 1/2/3/4 secara sederhana :
Uap masuk kedalam emergency stop valve, dimana fungsinya menutup
total suplay uap dari boiler ke turbin dalam waktu yang singkat. Setelah dari
stop valve, uap melewati HP control
valve. Control valve ( katup pengatur ) ini digerakkan oleh sebuah balok yang
diatur naik atau turun oleh sebuah silinder melalui serangkai tuas. Silinder
ini menerima sinyal dari Governor.
Katup pengatur uap
tekanan tinggi ( HP Control Valve )
mengatur jumlah uap yang masuk ke nosel
( pipa semprot ), yang selanjutnya menggerakkan turbin impuls satu
tingkat. Energi uap yang masih tersisa kemudian menggerakkan turbin reaksi yang
terdiri atas 14 tingkat. Desain turbin
ini memungkinkan penggunaan uap tekanan rendah (LP steam) yang
diijeksikan/induction untuk membantu menggerakkan turbin reaksi tingkat ke 13
dan tingkat ke 14.
Pola operasi dengan
uap tekanan rendah yang bertekanan konstan diatur oleh LP control valve ( katup
pengatur uap tekanan rendah ). Governor mengatur aliran uap tekanan rendah dan
daya keluaran turbin yang tidak saling bergantung satu sama lainnya. Uap yang
telah diekspansikan keluar melalui pipa buangan berdiameter 70 inchi. Pipa
buangan dari tiap turbin 905 - TG 1/2/3/4 bergabung pada satu pipa berdiameter
110 inchi yang selanjutnya mengalirkan uap dan kondensat ke surface condensor
(pendingin dengan media udara). Sebelum air tersebut dikembalikan ke
Boiler (ketel), air kondensat
digabungkan dengan air yang ada pada bak penampung dan dipompakan ke Turbin 1
Tingkat yang berjumlah dua buah untuk menjaga kekurangan kuantitas air ke
Boiler. Air dikembalikan kembali ke boiler untuk diubah menjadi uap kembali,
jadi sistem yang digunakan adalah sistem tertutup.
Rumah turbin
terbagi dua dalam arah horizontal yang dipasangkan pada dudukan Bantalan
(Bearing Pendestal ).
Pipa keluaran uap
dan kondensat dihubungkan dengan turbin memakai sambungan Flens dan arah aliran
kebawah. Poros turbin terbuat
dari baja tempa yang kemudian dikerjakan
dengan proses permesinan. Sudu turbin terdiri dari sudu impuls dan sudu reaksi.
Bantalan Luncur ( Jounal Bearing ) penyangga poros terdiri dari dua bahagian.
Dudukan bagian depan juga merupakan Rumah Bantalan Aksial (Trust Bearing) yang meredam
gaya aksial. Kelonggaran yang tepat antara sudu tetap dengan sudu gerak akan
menghasilkan pemanfaatan energi yang optimum.
Balancing
Piston dipasang pada turbin untuk mengimbangi gaya aksial yang ditimbulkan oleh
sudu reaksi. Besarnya gaya aksial bergantung kepada beban yang terjadi yang
kelebihannya ditahan oleh bantalan aksial. Pada saat bersamaan Balancing piston menyekat uap
tekanan tinggi didaerah sudu impuls. Diafragma memisahkan uap bertekanan tinggi
dengan uap bertekanan rendah. Turbin dikontrol oleh governor hidrolik.
Pompa
pelumas utama dan Impeler dari governor diputar oleh turbin melalui roda gigi.
Governor adalah sebagai pengatur yang berfungsi untuk mengurangi aliran uap ke
turbin bila kecepatan putar melebihi yang diinginkan (Over Speed).
2.4.2
Bagian – bagian Turbin Uap 9
Dari
data yang didapatkan dari Blue Book dan menurut lampiran dari gambar Turbin Part SR 434450 maka bagian
– bagian Turbin dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
CASSING
Adalah
sebagai penutup bagian-bagian utama turbin.
2.
ROTOR
Adalah
bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau deretan
sudu yaitu Stasionary Blade dan Moving
Blade. Untuk turbin bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya unuk turbin
jenis reaksi maka motor ini perlu di Balanceuntuk mengimbagi gaya reaksi yang
timbul secara aksial terhadap poros.
3. BEARING PENDESTAL
Adalah
merupakan kekdudukan dari poros rotor.
4. JOURNAL BEARING
Adalah
Turbine Part yang berfungsi untuk menahan Gaya Radial atau Gaya Tegak Lurus
Rotor.
5. THRUST
BEARING
adalah
Turbine Part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima gaya aksial atau
gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju mundurnya poros rotor.
6. MAIN OLI
PUMP
Berfungsi
untuk memompakan oli dari tangki untukdisalurkan pada bagian – bagian yang
berputar pada turbin . Dimana fungsi dari Lube Oil adalah :
Ø Sebagai Pelumas pada bagian – bagian yang berputar.
Ø Sebagai Pendingin ( Oil
Cooler ) yang telah panas dan masuk ke bagian turbin dan akan menekan /
terdorong keluar secara sirkuler
Ø Sebagai Pelapis ( Oil Film ) pada bagian turbin yang bergerak secara
rotasi.
Ø Sebagai Pembersih ( Oil Cleaner ) dimana oli yang telah kotor
sebagai akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akan terdorong ke
luar secara sirkuler oleh oli yang masuk .
7. GLAND PACKING
Sebagai Penyekat untuk menahan kebocoran
baik kebocoran Uap maupun kebocoran oli.
8. LABIRINTH
RING
Mempunyai
fungsi yang sam dengan gland packing.
9. IMPULS
STAGE
Adalah
sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116 buah
10.
STASIONARY BLADE
Adalah
sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan steam yang masuk.
11. MOVING BLADE
Adalah
sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah Energi Steam menjadi
Energi Kinetik yang akan memutar generator.
12. CONTROL VALVE
Adalah
merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang masuk kedalam turbin
sesuai dengan jumlah Steam yang diperlukan.
13. STOP VALVE
Adalah merupakan katup yang berfungsi
untuk menyalurkan atau menghentikan aliran steam yang menuju turbin.
14. REDUCING GEAR
Adalah
suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin dengan
kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor dari 5500rpm
menjadi 1500 rpm.
Bagian-bagian
dari Reducing Gear adalah :
§ Gear Cassing adalah merupakan penutup gear box dari bagian-bagian
dalam reducing gear.
§ Pinion ( high speed gear ) adalah roda gigi dengan type Helical yang
putarannya merupakan putaran dari shaft rotor turbin uap.
§ Gear Wheal ( low speed gear ) merupakan roda gigi type Helical yang putarannya akan mengurangi jumlah
putaran dari Shaft rotor turbin yaitu dari 5500 rpm menjadi 1500 rpm.
§ Pinion Bearing yaitu bantalan yang berfungsi untuk menahan /
menerima gaya tegak lurus dari pinion
gear.
§ Pinion Holding Ring yaitu ring berfungsi menahan Pinion Bearing
terhadap gaya radial shaft pinion gear.
§ Wheel Bearing yaitu bantalan yang berfungsi menerima atau menahan
gaya radial dari shaft gear wheel.
§ Wheel Holding Ring adalah
ring penahan dari wheel Bearing terhadap gaya radial atau tegak lurus shaft
gear wheel.
§ Wheel Trust Bearing merupakn bantalan yang berfungsi menahan atau
menerima gaya sejajar dari poros gear wheel ( gaya aksial ) yang merupakan
gerak maju mundurnya poros.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar