alimat basmalah diucapkan oleh umat Islam pada setiap awal akan memulai suatu pekerjaan atau aktifitas, maka kalimat hamdalah diucapkan pada akhir setiap aktifitas atau pekerjaan tersebut. Jumlah ucapan hamdalah tidak kalah banyaknya dengan ucapan basmalah, karena keduanya merupakan pasangan kata yang senantiasa diucapkan sebagai ungkapan doa memohon pertolongan Allah atas suatu aktifitas yang akan dilakukan dan sebagai ungkapan rasa syukur terima kasih kepada Allah, setelah menyelesaikannya.
Pujian selalu lahir karena adanya keistimewaan, keindahan atau kesempurnaan yang melekat pada diri sesuatu atau seseorang. Menyadari bahwa sebenarnya manusia itu bisa melakukan sesuatu adalah karena adanya karunia Allah semata, dan sejatinya manusia ini ibarat “wayang kulit” yang digerakkan oleh seorang dalang. Maka sudah sewajarnya bahwa manusia itu tidak berhak sedikitpun atas suatu pujian. Karena hanya Allah sendirilah yang memiliki segala jenis kesempurnaan, keindahan dan keistimewaan, maka sudah selayaknya segala pujian hanya ditujukan kepada Allah Swt. Islam mengajarkan bahwa segala pujian yang diterima oleh seorang hamba Allah harus dikembalikan kepada Allah, dengan cara menafikan pujian itu pada dirinya dan mengucapkan kalimat hamdalah, disertai dengan ketundukan dan rasa malu kepada Allah didalam hatinya.
Coba renungkan, ketika seorang arsitek yang bisa merancang suatu bangunan yang indah dan megah misalnya, maka hasil yang demikian itu tidak akan bisa terwujud jika Allah tidak memberikan kepadanya mata, tangan, akal, dan fasilitas tubuh lainnya. Dengan demikian sadarlah kita bahwa sumber dari semuanya itu adalah Allah Swt, sehingga sangat etis jika pujian yang disampaikan kepadanya dijawab dengan ungkapan “Alhamdulillah”.
Hanya Allah yang paling berhak menerima pujian. Karena Allah-lah pencipta langit dan bumi, Allah-lah pemilik apa saja yang ada di langit dan di bumi, dan Allah pula yang memiliki alam dunia, alam akhirat dan alam malakut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar