A. Kompresor Torak Gerak Memanjang
|
B.
Kompresor Torak Gerak Aksial
(Berlawanan)
1. Silinder
2. Torak
3. Bola baja
4. Poros
5. Bantalan
6. Piring goyang
Dengan mekanisme piring goyang (6) gerakan torak
dapat diatur berlawanan.
Kompresor ini badannya panjang dari kompresor
gerak torak memanjang, oleh karena itu cocok dipasang pada ruangan mesin yang kecil/sempit, tapi cukup besar untuk
arang yang memanjang.
Kompresor
Torak Gerak Radial Kompresor ini hampir sama dengan kompresor gerak torak
tegak lurus hanya gerakan torak dan batang penggeraknya dibuat menyudut (V)
Kerugian kompresor model torak :
Momen putar yang dibutuhkan tidak merata,
maka kejutan/getaran lebih besar
Bentuk dan konstruksi lebih besar dan
memakan tempat
Keuntungan :
Dapat dipakai untuk segala macam jenis AC
Konstruksi lebih tahan lama
Untuk mengurangi kerugian akibat getaran, maka kompresor
model torak dibuat bersilinder banyak seperti gerak memanjang, aksial, radial
atau model V.
Kompresor Rotari
Rotor adalah
bagian yang berputar di dalam stator. Rotor terdiri dari dua baling – baling
(1) dan (4).
Langkah hisap terjadi saat pintu masuk (2) mulai terbuka dan berakhir setelah pintu masuk
tertutup, pada waktu pintu masuk
sudah tertutup dimulai langkah tekan, sampai katup pengeluaran (5) membuka,
sedangkan pada pintu masuk secara bersamaan sudah terjadi langkah hisap demikian seterusnya.
Keuntungan
kompresor rotari
Karena
setiap putaran menghasilkan langkah – langkah hisap dan tekan secara bersamaan, maka momen putar lebih merata akibatnya getaran/kejutan lebih
kecil.
Ukuran
dimensinya dapat dibuat lebih kecil
& menghemat tempat.
Kerugian :
Sampai
saat ini hanya dipakai untuk sistem AC yang kecil
saja sebab pada volume yang besar, rumah
Kondensor
Kondensor
gambar 5 juga merupakan salah satu komponen utama dari sebuah mesin pendingin.
Pada kondensor terjadi perubahan wujud refrigeran dari uap super-heated (panas
lanjut) bertekanan tinggi ke cairan sub-cooled (dingin lanjut) bertekanan
tinggi. Agar terjadi perubahan wujud refrigeran (dalam hal ini adalah
pengembunan/ condensing), maka kalor harus dibuang dari uap refrigeran.
Kalor/panas
yang akan dibuang dari refrigeran tersebut berasal dari :
1. Panas yang diserap dari evaporator,
yaitu dari ruang yang didinginkan
2. Panas yang
ditimbulkan oleh kompresor selama bekerja
Jelas kiranya
, bahwa fungsi kondensor adalah untuk merubah refrigeran gas menjadi cair
dengan jalan membuang kalor yang dikandung refrigeran tersebut ke udara
sekitarnya atau air sebagai medium pendingin/condensing.
Gas dalam
kompresor yang bertekanan rendah dimampatkan/dikompresikan menjadi uap
bertekanan tinggi sedemikian rupa, sehingga temperatur jenuh pengembunan
(condensing saturation temperature) lebih tinggi dari temperature medium
pengemburan (condensing medium temperature). Akibatnya kalor dari uap
bertekanan tinggi akan mengalir ke medium pengembunan, sehingga uap refrigean
akan terkondensasi.
Flow Control / Katup Ekspansi
Setelah
refrigeran terkondensasi di kondensor, refrigeran cair tersebut masuk ke katup
ekspansi yang mengontrol jumlah refrigeran yang masuk ke evaporator. Ada banyak
jenis katup ekspansi, tiga diantaranya adalah pipa kapiler, katup ekspansi
otomatis, dan katup ekspansi termostatik.
a. Pipa Kapiler
(capillary tube)
Katup
ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi rumah tangga adalah pipa
kapiler. Pipa kapiler adalah pipa tembaga dengan diameter lubang kecil dan
panjang tertentu. Gambar 6. Besarnya tekanan pipa kapiler bergantung pada
ukuran diameter lubang dan panjang pipa kapiler. Pipa kapiler diantara
kondensor dan evaporator
Refrigeran
yang melalui pipa kapiler akan mulai menguap. Selanjutnya berlangsung proses
penguapan yang sesungguhnya di evaporator. Jika refrigeran mengandung uap air,
maka uap air akan membeku dan menyumbat pipa kapiler. Agar kotoran tidak
menyumbat pipa kapiler, maka pada saluran masuk pipa kapiler dipasang saringan
yang disebut strainer.
Ukuran
diameter dan panjang pipa kapiler dibuat sedemikian rupa, sehingga refrigeran
cair harus menguap pada akhir evaporator. Jumlah refrigeran yang berada dalam
sistem juga menentukan sejauh mana refrigeran di dalam evaporator berhenti
menguap, sehingga pengisian refrigeran harus cukup agar dapat menguap sampai
ujung evaporator. Bila pengisian kurang, maka akan terjadi pembekuan pada
sebagian evaporator. Bila pengisian berlebih, maka ada kemungkinan refrigerant cair
akan masuk ke kompresor yang akan mengakibatkan rusaknya kompresor. Jadi sistem
pipa kapiler mensyaratkan suatu pengisian jumlah refrigeran yang tepat.
b. Katup
Ekspansi Otomatis
Sistem
pipa kapiler sesuai digunakan pada sistem-sistem dengan beban tetap (konstan)
seperti pada lemari es atau freezer, tetapi dalam beberapa keadaan, untuk beban
yang berubah-ubah dengan cepat harus digunakan katup ekspansi jenis lainnya.
Beberapa
katup ekspansi yang peka terhadap perubahan beban, antara lain adalah katup
ekspansi otomatis (KEO) yang menjaga agar tekanan hisap atau tekanan evaporator
besarnya tetap konstan. Gambar Bila beban
evaporator bertambah maka temperatur evaporator menjadi naik karena banyak
cairan refrigeran yang menguap sehingga tekanan di dalam saluran hisap (di
evaporator) akan menjadi naik pula. Akibatnya “bellow” akan bertekan ke atas
hingga lubang aliran refrigeran akan menyempit dan ciran refrigeran yang masuk
ke evaporator menjadi berkurang. Keadaan ini menyebabkan tekanan evaporator
akan berkurang dan “bellow” akan tertekanan ke bawah sehingga katup membuka
lebar dan cairan refrigeran akan masuk ke evaporator lebih banyak. Demikian
seterusnya.
c. Katup
Ekspansi Termostatik (KET)
Jika KEO
bekerja untuk mempertahankan tekanan konstan di evaporator, maka katup ekspansi
termostatik (KET) adalah satu katup ekspansi yang mempertahankan besarnya panas
lanjut pada uap refrigeran di akhir evaporator tetap konstan, apapun kondisi
beban di evaporator. Lihat gambar 8.
Cara kerja
KET adalah sebagai berikut :
jaga tetap konstan pada segala keadaan
beban.
Evaporator
Panas yang
dipindahkan berupa :
1. Panas sensibel (perubahan tempertaur) Temperatur
refrigeran yang memasuki evaporator dari katup ekspansi harus demikian sampai
temperatur jenuh penguapan (evaporator saturation temparature). Setelah terjadi
penguapan, temperatur uap yang meninggalkan evaporator harus pupa dinaikkan
untuk mendapatkan kondisi uap panas lanjut (super-heated vapor)
2. Panas laten (perubahan wujud)
Perpindahan panas terjadi penguapan
refrigeran. Untuk terjadinya perubahan wujud, diperlukan panas laten. Dalam hal
ini perubahan wujud tersebut adalah dari cair menjadi uap atau menguap (evaporasi).
Refrigeran akan menyerap panas dari ruang sekelilingnya. Adanya proses
perpindahan panas pada evaporator dapat menyebabkan perubahan wujud dari cair
menjadi uap.
Kapasitas
evaporator adalah kemampuan evaporator untuk menyerap panas dalam periode waktu
tertentu dan sangat ditentukan oleh perbedaan temperatur evaporator
(evaporator temperature difference).
Perbedaan
tempertur evaporator adalah perbedaan antara temperatur jenis evaporator
(evaporator saturation temperature) dengan temperatur substansi/benda yang
didinginkan.
Kemampuan
memindahkan panas dan konstruksi evaporator (ketebalan, panjang
dan sirip) akan sangat mempengaruhi kapaistas evaporator
lihat gambar 9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar