Ghairil-Maghdhuubi ‘Alaihim Waladh-Dhaalin

Bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat
Dalam beberapa tafsir disebutkan bahwa mereka yang dimurkai Allah adalah orang-orang Yahudi, dan mereka yang tersesat adalah orang-orang Nasrani. Kata yang dimurkai juga ditujukan kepada orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah atau orang-orang yang mendustakan kebenaran yang datang dari Allah, terlepas dari golongan dan agama apapun juga. Yang jelas, mereka yang menyembah berhala, orang-orang musyrik, orang-orang yang ingkar janji dan mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah, itulah mereka yang terkena murka Allah dan mereka adalah orang-orang yang tersesat.

Golongan Yahudi (Bani Israil) dimurkai Allah karena mereka terkenal sebagai kaum yang sering membangkang terhadap perintah dan larangan Allah, mereka mempunyai hati yang keras bahkan lebih keras dari batu. Oleh Allah mereka juga dijuluki seperti karakter anjing. Bila dihalau, mereka terengah-engah sambil menjulurkan lidahnya dan bila dibiarkan saja, mereka tetap menjulurkan lidahnya dan terengah-engah. Hal ini mempunyai arti bahwa mereka tetap ingkar, durhaka, kufur dan jahat, walaupun diberi pelajaran atau tidak diberi pelajaran kepada mereka.. Bahkan dalam surat Al-Baqarah lebih khusus menceritakan tentang tabiat buruk golongan Yahudi ini.



Ada beberapa kisah dalam Al-Quran yang menceritakan tentang tabiat buruk mereka, diantaranya adalah mendustakan atau menentang Nabi-Nabi, membunuh para nabi. Mereka pernah membunuh para nabi sebanyak 43 orang, diantaranya adalah Nabi Zakaria dan Nabi Yahya, mereka menolak perintah Allah untuk menyembelih seekor sapi betina, mereka menyembah patung anak lembu, mereka melanggar peraturan hari Sabtu, Maryam ibu Nabi Isa a.s yang melahirkan Nabi Isa a.s tanpa kawin mereka tuduh melakukan perzinahan. Dan puncak dari segala dosa dan kekufuran mereka adalah ketika mereka menuntut kepada Nabi Musa a.s. agar kepada mereka oleh Musa diperlihatkan wajah Allah dengan terang. (Al-Baqarah 55 dan An-Nisa 153)

Ayat-ayat Al Quran yang berbicara tentang Golongan Yahudi a.l : Al-Baqarah: 55, 67-73, 74, 90; An-Nisa: 150-153; Al-Maidah: 60-63; Al-A’raf: 138-176; At-Taubah 31; Ali-Imran : 21, 93-94

Adapun golongan Nasrani dikatakan sesat karena mereka meyakini faham Trinitas alias Kesatuan Tiga, yaitu Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus. Menurut keyakinan Islam, menciptakan seorang manusia tanpa bapak, bagi Allah adalah perkara yang mudah. Bahkan Nabi Adam a.s diciptakan tanpa ibu tanpa bapak, dan alam semesta ini diciptakan dari sesuatu yang tidak ada. Tetapi menurut orang Nasrani kelahiran Isa tanpa bapak itu dianggap sesuatu yang sangat luar biasa, sehingga menimbulkan pemikiran-pemikiran khayali, bahwa Isa a.s adalah anak Tuhan, bahkan anak tunggal Tuhan, bahkan mereka belum puas juga dan dinaikkanlah bahwa Isa bukan anak Tuhan, tetapi Isa adalah benar-benar Tuhan, yaitu Tuhan anak. Padahal sudah sepantasnya sesuatu yang diciptakan Allah disebut sebagai ciptaan Allah atau makhluk Allah dan sangat tidak pantas jika ciptaan Allah disebut sebagai “Anak Allah” atau “Tuhan Anak”. Karena Nabi Isa a.s dilahirkan tanpa bapak, maka orang Nasrani mengkhayalkan bahwa Tuhan sebagai bapaknya. Karena itu, maka mengatakan Tuhan mengambil anak atau Tuhan beranak adalah suatu kejahatan yang amat serius, yang di Al-Quran disebut Syaian Iddan (Surah Maryam ayat 89)



Ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang trinitas ini antara lain Surah Al-Kahfi ayat 4-5; Surah Maryam 88-94; Surah Al-Ikhlas 1-4, Surah Ash-shaafaat 151-152; Surah An-Nisa 171-172; Surah Al-An’aam 101; Surah Az-Zukhruf 81-82; Surah Al-Maidah



Orang yang sesat adalah orang yang tidak mendapat petunjuk tentang keesaan Allah. Mereka yang menyekutukan Allah, atau mereka yang menyembah berhala adalah sesat. Yang disebut sebgai berhala tidaklah terbatas kepada patung semata, tetapi apapun yang disembah selain Allah swt. adalah berhala. Berhala adalah barang-barang yang disembah dan dipersamakan dengan Tuhan semesta alam, bisa berupa harta, jabatan, manusia, pohon, gunung dan simbol-simbol lainnya yang disucikan dan dihormati. Mereka menyembah dan mempertuhankan itu semua karena yakin bahwa semua itu mempunyai kekuatan dan kekuasaan yang bisa menyelamatkan kehidupan manusia. Mereka tidak yakin bahwa hanya Allah-lah pemilik alam semesta yang menciptakan manusia, memberi makan/minum, yang menjaganya, yang mematikan dan menghidupkannya kembali, dan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.



Orang tersesat adalah orang yang mengingkari kebenaran yang datangnya dari Allah. Disebut juga kafir, sehingga mereka yang beragama apapun juga disebut kafir apabila dia ingkar terhadap kebenaran universal, kebenaran yang datang dari Allah bukanlah kebenaran yang berlaku bagi golongan tertentu saja.

Orang tersesat juga adalah orang yang lebih mementingkan kehidupan duniawinya, mereka yang lebih mementingkan kehidupan jasmani dibanding kehidupan rohani, dan mereka meng-ingkari hari akhirat. Kehidupan dunia itu bisa membawa kesesatan, membuat kehidupan seseorang menjadi tidak seimbang, dan bisa mengabaikan nilai-nilai moral. Korupsi, perjudian, prostitusi, pencurian, perampokan, peperangan, penjajahan, dan lain-lainnya adalah produk perbuatan manusia yang mengabaikan kehidupan akhirat. Agar manusia berada di jalan lurus maka kehidupan seseorang itu harus berorientasi akhirat (akhirat oriented), senantiasa ingat kepada Allah (zikir kepada Allah), dan istiqamah menjalankan perintah Allah. “Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat berada dalam siksaan dan kesesatan yang jauh.” (QS Saba’ (34): 8)

Hikmah
Sesat dan kesesatan itu tidak ditujukan kepada pemeluk agama dan golongan tertentu saja tetapi lebih ditujukan kepada pandangan hidup yang salah dan perbuatan negative. Siapa saja mereka yang pandangan hidupnya salah akan terjerumus dalam perbuatan amoral, anarki, yang tidak menghargai kemanusiaan.

Mereka yang dimurkai Allah dan mereka yang sesat tidak terbatas kepada Yahudi dan Nasrani saja tetapi siapa saja yang berbuat keliru, salah dan dusta terhadap Allah dan Kitab-kitab Suci-Nya termasuk golongan al-Maghdhuubi ‘alaihim dan termasuk golongan adh-Dhaalliin. Termasuk juga dalam golongan itu adalah orang Islam, baik para Kyai, Ulama atau pemimpin-pemimpinnya yang berbuat salah, keliru dan dusta yang disengaja terhadap Al-Quran dan Hadits.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar