Penanggulangan Secara Teknis

Terdapat beberapa faktor yang diutamakan dalam penanggulangan secara teknis meliputi mengutamakan keselamatan lingkungan, penguasaan teknologi secara baik serta dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dan ekonomis. Langkah yang dapat diambil dalam penanggulangan secara teknis meliputi : 
Mengubah proses 
Menggantikan sumber energi 
Mengelola limbah 
Menambah alat bantu 

Salah satu cara yang dapat ditempuh guna menghindari hujan asam adalah dengan menghentikan sumber hujan asam tersebut. Namun cara ini kurang efektif karena ternyata sumber hujan asam itu terdapat dalam jumlah yang banyak dan tersebar di penjuru dunia. Sebagai upaya untuk mencegah berlanjutnya hujan asam, dewasa ini telah dikembangkan sistem peralatan berteknologi tinggi yang mampu memisahkan oksida sulfur dari gas buang yang dikeluarkan cerobong, baik dari pusat pembangkit listrik maupun industri lainnya yang membakar batubara. Pemisahan oksida sulfur dari gas buang sering menjadi pilihan meskipun agak sulit dilakukan. Kesulitan ini terutama karena oksida sulfur bercampur dengan gas buang dengan volume yang cukup besar sehingga kadarnya sangat rendah. Beberapa gram oksida sulfur biasanya terdistribusi merata dalam volume 1 meter kubik gas buang. 

Metode pemisahan oksida sulfur yang lebih dikenal dengan istilah desulfurisasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode basah (wet method) dan metode kering (dry method). Cara pertama disebut metode basah karena menggunakan cairan sebagai media penyerap sulfur. Cara kedua disebut metode kering karena bahan-bahan padat seperti oksida metal dan arang aktif digunakan sebagai pengikat sulfur. Namun saat ini hanya arang aktif yang masih digunakan untuk keperluan praktis. 

Sebagian besar peralatan desulfurisasi yang dioperasikan dewasa ini bekerja menggunakan metode basah. Salah satu peralatan jenis ini adalah alat desulfurisasi yang menggunakan penyerap/pengikat batu kapur (lime stone) atau Ca(OH)2. Gas buang dari cerobong dimasukkan ke dalam alat sehingga SO2 bereaksi dengan Ca(OH)2 dan diperoleh hasil pemisahan berupa gipsa (gypsum). Gas buang yang keluar dari sistem desulfurisasi sudah terbebas dari oksida sulfur. 

Untuk emisi yang berasal dari aktivitas transportasi, digunakan metode pengubah katalik (catalytic converter). Namun, alat ini hanya dapat dipergunakan pada kendaraan dengan bahan bakar minyak (BBM) bensin dan tidak pada mesin diesel. Alat ini juga tidak dapat dipergunakan pada bensin yang mengandung timbal (Pb), sehingga tidak dapat diterapkan di negara yang mempergunakan bensin jenis ini, seperti di Indonesia. Pengubah katalik ini dipasang pada knalpot menggunakan campuran Platinum dan Rhodium sebagai katalisator. Alat ini dapat mengubah CO dan Hidrokarbon menjadi CO2 dan air serta mereduksi NOx menjadi gas Nitrogen. Dengan alat ini emisi CO, Hidrokarbon, dan Nox dapat dikurangi sampai dengan 90%.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar