sistem perkembangan pada laki laki

A. ENDOKRIN 

Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mensekresikan sinyal kimia berupa hormon ke sistem peredaran dalam tubuh (Seeley, Stephens, & Tate: 2003). Fungsi sistem endokrin yaitu: 
1. Metabolisme dan pematangan jaringan. Sistem endokrin mengatur kecepatan metabolisme dan mempengaruhi kematangan jaringan. 
2. Regulasi ion. Sistem endokrin membantu mengatur pH darah dan kadar Na+, K+, dan Ca2+ dalam darah. 
3. Menjaga keseimbangan cairan dengan mengendalikan konsentrasi larutan dalam darah. 
4. Mengatur produksi sel imun. 
5. Mengatur detak jantung dan tekanan darah. 
6. Mengatur kadar gula dan zat lain dalam darah. 
7. Mengatur fungsi reproduksi pada pria maupun wanita 
8. Mengatur kontraksi uterus dan produksi air susu dari kelenjar mamae pada wanita 
Sedangkan secara lebih spesifik, hormon-hormon ini antara lain berfungsi untuk: 

1. Mengatur; komposisi kimiawi dan volume cairan interstisial, metabolisme dan keseimbangan energi, kontraksi otot polos dan otot jantung, sekresi kelenjar, beberapa aktivitas sistem imun. 
2. Mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan 
3. Mengatur kinerja sistem reproduksi (Tortora & Derrickson: 2009) 
Hormon ini diproduksi dari kumpulan sel dalam suatu kelenjar, kemudian di disekresikan ke ruang interstisial, masuk ke sistem sirkulasi untuk kemudian diangkut menuju jaringan tertentu yang disebut dengan jaringan target. Dalam sel target terdapat reseptor tertentu yang dapat mengenali hormon tertentu, sehingga tidak semua sel atau jaringan akan terpengaruh oleh hormon tersebut. 

Kelenjar-kelenjar yang menghasilkan hormon antara lain: 
1. Hipotalamus dan kelenjar pituitari atau hipofisis. 
Hipotalamus dan kelenjar hipofisis adalah lokasi utama di mana sistem saraf dan sistem endokrin berhubungan. Hipotalamus mengatur sekresi kelenjar hipofisis. Kelenjar pituitari mensekresi 9 hormon utama yang berfungsi untuk mengatur beberapa fungsi tubuh dan mengatur sekresi dari beberapa kelenjar lain. Kelenjar ini terletak di fossa hipofiseal dari sella turcica di tulang sphenoid, dan dihubungkan dengan hipotalamus oleh jaringan yang disebut infundibulum. 

Hipotalamus menghasilkan hormon yang disebut dengan neurohormon dan bekerja pada sel target yaitu sel pituitari anterior. Hormon ini dapat berupa releasing hormone (meningkatkan sekresi hormon pada kelenjar pituitari anterior) atau inhibiting hormone (menghambat sekresi hormon). Hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus adalah: 

1. Growth Hormone-Releasing Hormone (GHRH) berfungsi meningkatkan sekresi Growth Hormone (GH) atau hormon pertumbuhan dari kelenjar pituitari anterior. 
2. Growth Hormone-Inhibiting Hormone (GHIH) atau disebut juga somatostatin adalah hormon yang menghambat sekresi hormon pertumbuhan (Growth Hormone) dari kelenjar pituitari anterior. 
3. Thyroid-releasing hormone (TRH) berfungsi untuk merangsang sekresi TSH (Thyroid-stimulating hormone) 
4. Corticotropin-releasing hormone (CRH) berfungsi merangsang sekresi hormon ardenokortikotropik (ACTH) 
5. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) berfungsi merangsang sekresi LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (Follicle-stimulating hormone). 
6. Prolactin-releasing hormone (PRH) merangsang sekresi prolaktin 
7. Prolactin-inhibiting hormone (PIH) menghambat sekresi prolaktin. 
Kelenjar pituitari dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu pituitari posterior (neurohipofisis) dan pituitari anterior (adenohipofisis). 

a. Neurohipofisis 

Neurohipofisis terhubung dengan otak. Sekresi yang dihasilkan disebut neurohormon karena merupakan ekstensi dari sistem saraf. Neurohipofisis (pituitari posterior) mensekresikan hormon antidiuretik dan hormon oxytosin. Hormon antidiuretik (Antidiuretic Hormon (ADH)) atau vasopresin disintesis oleh badan sel neuron dalam inti supraoptik hipotalamus dan diangkut oleh akson ke pituitari posterior untuk kemudian disimpan dalam akson terminal. ADH dilepaskan oleh akson terminal dan melalui darah dibawa ke jaringan target, yaitu ginjal, untuk melaksanakan fungsinya yaitu reabsorpsi air dan mengurangi volume urine. Kekurangan ADH menyebabkan diabetes insipidus 

Oxytosin disintesis oleh nuklei paraventrikuler di hipotalamus. Oxytosin berfungsi untuk merangsang kontraksi otot polos uterus dan merangsang sekresi air susu melalui kontraksi otot polos di kelenjar mamae. 

b. Adenohipofisis 

Adenohipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pars tuberalis, pars distalis, dan pars intermedia. Hormon yang disekresikan dari pituitari anterior ini disebut tropic hormone yang mempengaruhi sekresi hormon dair kelenjar endokrin yang lain. Hormon tropik ini meliputi GH, ACTH, LH, FSH, Prolaktin, dan TSH. GH atau somatotropin berfungsi untuk mengatur pertumbuhan pada hampir semua jaringan. Hiposekresi dari ADH menyebabkan dwarfisme, kekerdilan karena tulang lambat bertumbuh. Hipersekresi ADH menyebabkan gigantisme dan akromegali. ACTH berfungsi untuk merangsang sekresi hormon terutama cortisol di korteks adrenal. LH dan FSH berfungsi untuk merangsang pembentukan gamet dan mengatur produksi hormon reproduksi. Prolaktin berfungsi untuk merangsang pembentukan air susu di kelenjar mamae pada wanita. Sedangkan TSH berfungsi untuk merangsang sintesis dan sekresi hormon tiroid dari kelenjar tiroid. 

2. Kelenjar Tiroid 

Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus yang dihubungkan oleh jaringan yang disebut isthmus. Kelenjar tiroid mempunyai banyak folikel, yang tiap lumennya terisi oleh protein yang disebut tiroglobulin yang merupakan tempat penyimpanan hormon tiroid. Sel parafolikuler tersebar di antara folikel-folikel membentuk dinding folikel. Sel tersebut mensekresikan calcitonin yang berfungsi untuk mengatur kadar kalsium dan fosfat dalam darah. Hormon tiroid mencakup Triiodotironin (T3) yang berfungsi dan Tetraiodotironin (T4) atau tiroksin. Hormon tiroid diangkut melalui plasma protein di sistem peredaran. Sekitar 70% - 75% diikat oleh thyroxin-binding globulin (TBG) yang disintesis di hati dan sisanya diikat oleh protein plasma lain, termasuk albumen. 

Hormon tiroid berfungsi untuk meningkatkan kecepatan metabolisme dan berperan dalam proses pertumbuhan. Hipersekresi hormon tiroid disebut hipertiroidisme, mencakup penyakit Grave, tumor atau kanker, tiroiditis, thyroid storm. Hiposekresi hormon tiroid atau disebut hypothyroidism mencakup defisiensi iodin, goiter, kretinisme, penyakit Hashimoto. 

3. Kelenjar Paratiroid 

Kelenjar paratiroid menempel di bagian posterior dari masing-masing lobus kelenjar tiroid. Kelenjar ini mensekresikan parathyroid hormone (PTH), yang berperan dalam mengatur kadar kalsium dan fosfat dalam cairan tubuh. Tulang, ginjal, dan usus adalah jaringan target utamanya. 

4. Kelenjar Adrenal 

Kelenjar adrenal disebut juga kelenjar suprarenal terletak di ginjal bagian ujung superior. Kelenjar adrenal terdiri dari bagian dalam yang disebut medulla dan bagian luar yang disebut korteks. Medulla terdiri dari sel-sel polihedral yang terletak di pusat kelenjar, sedangkan korteks dibagi menjadi 3 bagian, yaitu zona glomerulosa bagian paling luar, zona fasciculata bagian tengah dan yang paling tebal, dan zona reticularis bagian yang paling dalam. 

Bagian medulla menghasilkan hormon adrenalin (epinephrine) yang berfungsi untuk meningkatkan kadar gula darah dengan memecah glikogen, mempercepat pemecahan glikogen dalam otot serta lemak pada jaringan adiposa, dan noradrenalin. Adrenalin dan noradrenalin (norepinephrine) berfungsi untuk meningkatkan detak jantung. 

Bagian korteks mensekresi hormon mineralocorticoid (zona glomerulosa) yang berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi Na+ dan ekskresi K+ dan H+; glucocorticoid (zona fasciculata) yang berfungsi untuk meningkatkan pemecahan protein dan lemak, meningkatkan produksi glukosa, dan menghambat respon imun; dan androgen (zona reticularis) yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan rambut pubik dan aksilaris pada wanita. 

5. Pankreas 

Pankreas terletak di belakang peritoneum di antara cekung lambung terbesar dan duodenum. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin sekaligus kelenjar endokrin. Bagian endokrin yaitu pulau Langerhans yang terdiri dari alpha cell yang menghasilkan glukagon (berfungsi meningkatkan perombakan glikogen dan melepaskan glukosa ke sistem sirkulasi), beta cell menghasilkan insulin (meningkatkan penggunaan glukosa dan sistesis glikogen), dan delta cell yang mensekresikan somatostatin (menghambat sekresi glukagon dan insulin). 

6. Organ reproduksi (Gonad) 

Organ reproduksi yang meliputi ovarium, testis, dan placenta juga mensekresi hormon yang digunakan untuk sistem reproduksi. Selain dari organ-organ tersebut, hormon reproduksi juga dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. Pada pria, kelenjar endokrin sistem reproduksi utama ada pada testis. Hormon yang diproduksi oleh testis adalah testosteron yang bersama-sama dengan LH dan FSH berfungsi untuk mengatur sistesis sel sperma dan perkembangan organ reproduksi serta ciri kelamin sekunder pada pria. 

Sedangkan pada wanita, ovarium adalah kelenjar utama yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron serta relaxin. Estrogen dan progesteron berfungsi untuk merangsang perkembangan uterus dan kelenjar mamae, struktur genital eksternal, ciri kelamin sekunder, siklus menstruasi. Hormon estrogen lebih dominan untuk mengatur tingkah laku seksual pada wanita. Relaxin berfungsi untuk meningkatkan elastisitas simfisis pubis. Testis dan ovarium sama-sama mensekresikan hormon inhibin yang berfungsi untuk menghambat sekresi FSH. 

7. Badan Pineal 

Badan pineal yang terletak di epitalamus pada otak menghasilkan 2 hormon yang bekerja pada hipotalamus atau di gonad untuk menghambat fungsi reproduksi, yaitu hormon malatonin (menghambat GnRH, menghambat reproduksi, mengatur siklus tidur) dan arginin vasotosin (menghambat GnRH). 

8. Timus 
Timus berada di leher, dan menghasilkan hormon timosin yang berperan dalam sistem imun. 













Tidak ada komentar:

Posting Komentar