Pengertian Minyak Biji

Minyak biji selasih merupakan trigliserida yang larut dalam pelarut nonpolar. Isolasi minyak biji selasih dilakukan dengan cara ekstraksi Soxhlet dengan pelarut n-heksana. Ekstraksi dengan ekstraktor Soxhlet merupakan cara ekstraksi minyak yang efisien karena pelarut dapat digunakan secara berulang-ulang, sehingga tidak membutuhkan pelarut dalam jumlah yang banyak. Pelarut n-heksana yang ditempatkan pada labu alas bulat akan menguap dan mengembun ke dalam tabung ekstraktor yang berisi sampel yang terbungkus kertas saring sehingga terjadi proses ekstraksi. Pelarut berinteraksi dengan sampel sampai volume tertentu, campuran pelarut dan minyak yang terekstrak di dalamnya akan turun ke labu alas bulat dan mengalami pemanasan kembali sehingga pelarut akan menguap dan mengembun lagi ke dalam tabung ekstraktor. Proses ekstraksi terjadi berkali-kali sampai beberapa kali sirkulasi. Selama berlangsungnya ekstraksi, ekstrak yang turun ke labu alas bulat semakin jernih sedangkan ekstrak dalam labu alas bulat semakin pekat warnanya yang mengindikasikan minyak yang terekstrak semakin banyak. Dalam penelitian ini, proses ektraksi berlangsung secara maksimal pada sirkulasi ke-12 ditandai warna campuran yang sudah jernih dan diasumsikan semua minyak yang terkandung dalam sampel biji selasih sudah terekstrak semua. 

Sebelum proses ekstraksi, sampel biji selasih dikeringkan dan diperkecil ukurannya terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dan memaksimalkan proses ekstraksi. Apabila sampel masih basah, selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke labu alas bulat sehingga akan mempengaruhi kemurnian minyak biji selasih yang diperoleh. Biji selasih dipanaskan dalam oven pada temperatur 110 0C untuk mengurangi/ menghilangkan kadar air di dalamnya. Pemanasan dilakukan selama kurang lebih 2 jam, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Perlakuan ini dilakukan sampai diperoleh berat konstan. 

Ekstraksi minyak biji selasih dilakukan dengan memasukkan 200g serbuk biji selasih ke dalam kertas saring yang telah dibentuk tabung, selanjutnya dimasukkan ke dalam ekstraktor Soxhlet dan diekstraksi dengan pelarutn-heksana sebanyak 800 mL.Ekstraksi dilakukan sebanyak 12 kali sirkulasi. Setiap sirkulasi rata-rata terjadi selama 15 menit.Ekstrak yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator dengan pengurangan tekanan. Ekstrak pekat yang diperoleh dimasukkan ke dalam botol, dialiri gas N2 untuk selanjutnya ditutup dan dibungkus alumunium foil serta disimpan pada temperatur dingin. Hasil ekstraksi minyak biji selasih 
menunjukkan rendemen hasil isolasi minyak biji selasih menggunakan ekstraktor Soxhlet dengan pelarut n-heksana. Hasil penelitian menunjukkan pada ekstraksi biji selasih diperoleh minyak dengan rendemen rata-rata 24,16 %. Minyak biji selasih yang diperoleh dari hasil percobaan memiliki indeks bias rata-rata 1,4661 dan berat jenis 0,8553. Sedangkan menurut Angers, et al. (1996), minyak yang diperoleh dari biji selasih memiliki indeks bias sebesar 1,474 dengan rendemen 24 %. Berdasarkan nilai indeks bias, terlihat bahwa kualitas minyak biji selasih hasil isolasi mendekati kualitas minyak hasil isolasi yang dilakukan oleh Angers et al. (1996). Adanya sedikit perbedaan pada indeks bias minyak biji selasih dimungkinkan karena perbedaan daerah asal biji selasih yang digunakan, sehingga sedikit mempunyai perbedaan pada komposisi asam-asam lemak yang terkandung di dalamnya. Untuk mengetahui komposisi asam-asam lemak yang terkandung di dalamnya, minyak biji selasih dihidrolisis untuk mendapatkan asam-asam lemaknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar