Tahap Tahap Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama, Ekstraksi minyak dari biji selasih (Ocimum basilicum). Tahap kedua, hidrolisis minyak biji selasih untuk memperoleh asam-asam lemak minyak biji selasih. Tahap ketiga, isolasi asam α-linolenat dengan geometri Z,Z,Z (9Z,12Z,15Z-oktadekatrienoat) dengan metode inklusi urea (urea inclusion). 

Ekstraksi Minyak Biji Selasih 

Sebanyak 200 g serbuk biji selasih ditimbang dan dimasukkan ke dalam kertas saring yang telah dibentuk tabung. Selanjutnya dimasukkan ke dalam ekstraktor Soxhlet dan diekstraksi dengan pelarut n-heksana sebanyak 800 mL. Ektraksi dilakukan sebanyak 12 kali sirkulasi hingga pelarut yang merendam sampel terlihat jernih. Ekstrak yang berwarna kekuningan dipekatkan menggunakan rotary evaporator dengan pengurangan tekanan. Ekstrak pekat dipindahkan ke dalam botol dan dialiri gas N2, kemudian ditutup, dan disimpan pada temperatur dingin. Minyak yang berwarna kekuningan diukur berat jenis dan indeks biasnya. 

Hidrolisis Minyak Biji Selasih 

Sebanyak 50 g minyak biji selasih dimasukkan ke dalam labu alas bulat leher tiga yang dirangkai dengan penangas air dan kondensor. Selanjutnya ditambahkan 100 mL metanol dan larutan KOH 12 % (12 g dilarutkan dalam 100 mL air). Campuran direfluks pada temperatur 60 0C sambil diaduk menggunakan stirer selama 90 menit (cairan tampak kuning jernih). Cairan hasil refluks dipindahkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan 250 mL air dan 62,5 mL n-heksana. Kemudian larutan dikocok dengan kuat dan didiamkan hingga terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan organik di bagian atas dan lapisan air di bagian bawah. Lapisan air dipisahkan dan ditambahkan asam sulfat 1 M sampai pH 1 (pH diukur dengan indikator universal). Kemudian cairan dikocok dengan kuat dan didiamkan hingga terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan organik di bagian atas dan lapisan air di bagian bawah. Lapisan atas yang mengandung asam-asam lemak bebas dipisahkan dari lapisan bawah dan dipekatkan dengan mengalirkan gas N2. Selanjutnya, asam-asam lemak bebas yang diperoleh dipisahkan dengan inklusi urea untuk memperoleh asam α-linolenat yang terpisah dengan asam-asam lemak nonlinolenat. 

Isolasi Asam Linolenat dengan Inklusi Urea 

Optimasi Inklusi Urea dengan Variasi Temperatur 

Sebanyak 2,5 g asam lemak biji selasih dicampurkan pada larutan urea dalam metanol hangat (5 g urea/ 20 mL metanol). Setelah dialiri gas N2, didinginkan semalam pada variasi temperatur + 5 0C, + 3 0C, + 1 0C, + (-1) 0C, + (-3) 0C dan + (-5) 0C. Asam lemak yang terendapkan bersama urea dan asam lemak yang tidak terendapkan dipisahkan dengan penyaringan. Kristal (residu) dibilas dengan n-heksan dingin. Filtrat dituang ke dalam corong pisah, ditambah 35 mL aquades dan 0,5 mL HCl 6 N. Selanjutnya di ekstrak dengan n-heksan sebanyak 2 x 10 mL. Fase organik dipisahkan dari fase air untuk selanjutnya dipekatkan dengan aliran gas N2. Asam linolenat yang diperoleh diesterifikasi untuk selanjutnya diidentifikasi dengan kromatografi gas (GC). 

Optimasi Inklusi Urea dengan Variasi Rasio Urea:Asam lemak 

Sebanyak 2,5 g asam lemak biji selasih dicampurkan pada larutan urea dalam metanol hangat [variasi berat urea (2,5; 3,75; 5; 6,25; 7,7; 8,75; 10) g]. Setelah dialiri gas N2, didinginkan semalam pada temperatur optimum inklusi. Asam lemak yang terendapkan bersama urea dan asam lemak yang tidak terendapkan dipisahkan dengan penyaringan. Kristal (residu) dibilas dengan n-heksan dingin. Filtrat dituang ke dalam corong pisah, ditambah 35 mL aquades dan 0,5 mL HCl 6 N. Selanjutnya di ekstrak dengan n-heksan sebanyak 2 x 10 mL. Fase organik dipisahkan dari fase air untuk selanjutnya dipekatkan dengan aliran gas N2. Asam linolenat yang diperoleh diesterifikasi untuk selanjutnya diidentifikasi dengan kromatografi gas (GC). 

Isolasi Asam Linolenat pada Kondisi Optimum Inklusi 

Isolasi asam α-linolenat dengan inklusi urea dilakukan secara bertahap (tiga tahap) pada kondisi optimum yang diperoleh dari penelitian sebelumnya, yaitu pada temperatur 0 – 2 0C dan rasio asam lemak:urea 1:1,5. 

Sebanyak 15 g asam lemak biji selasih dimasukkan ke dalam botol berisi larutan urea dalam metanol (22,5 g urea/ 90 mL metanol) dengan temperatur 40 0C dan diaduk sampai tercampur. Setelah dialiri gas N2, campuran didinginkan dan didiamkan semalam pada temperatur 0 – 2 0C. Asam lemak yang mengendap bersama urea dan asam lemak yang tidak mengendap dipisahkan dengan penyaringan menggunakan kertas saring Whatman no.1. Residu (endapan) dibilas dengan n-heksana dingin (0 – 2 0C). Filtrat yang diperoleh dari hasil penyaringan dituang ke dalam corong pisah, ditambah 112,5 mL aquades dan 2,25 mL HCl 6 N. Setelah dikocok, campuran diekstrak dengan n-heksana sebanyak 2 x 20 mL. Fase organik (lapisan atas) dipisahkan dari fase air (lapisan bawah) untuk selanjutnya dipekatkan menggunakan rotary evaporator dengan pengurangan tekanan. Ekstrak pekat dipindah ke dalam botol, dialiri gas N2, kemudian ditutup dan disimpan pada temperatur dingin. Cairan pekat yang diperoleh diinklusi dengan prosedur yang sama (inklusi  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar