Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’iin

Hanya kepada-Mu kami beribadah dan 
hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan

Ibadah
Ibadah adalah segala perbuatan dan tindakan yang berorientasi kepada Allah. Ibadah adalah tindakan untuk mematuhi semua perintah dan larangan Allah, melayani, menyembah, menghambakan diri, mengikatkan diri, mencintai dan memuliakan Allah. Manusia memang diciptakan Allah untuk mengabdikan hidupnya (beribadah) kepada Allah (QS. Al-Dzariyat (51):56). Allah yang memelihara, menjaga dan mendidik manusia. Oleh karena itu sudah sepantasnya-lah hanya kepada Dia saja menusia itu beribadah, dan mengarahkan semua aktifitasnya kepada Penciptanya. Allah Swt.

Hanya kepada-Mu kami beribadah, berarti kita harus bisa mengalahkan bentuk cinta yang ditimbulkan oleh dorongan hawa nafsu, karena hawa nafsu adalah bentuk wujud pembangkangan manusia kepada Allah. Misalnya mencintai sesuatu untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri. Manusia harus memuliakan Allah dengan senantiasa berbudi pekerti luhur, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Jadi ringkasnya, makna beribadah kepada Allah adalah mengorientasikan seluruh aktifitas pikir dan aktifitas fisik hanya kepada Allah. Kita bekerja untuk ibadah artinya bekerja dengan baik dan jujur, menolong sesama adalah sebagai manifestasi ibadah kepada Allah. Kita sadar bahwa Allahlah yang menggerakkan diri manusia kearah kebaikan, dan hawa nafsulah yang menggerakkan manusia untuk berbuat kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rakhmat oleh Allah (QS. Yusuf (12):53)

Pertolongan

Hanya Allah tempat meminta karena Dia-lah pemilik alam semesta beserta seisinya, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hanya kepada Allah kami minta pertolongan, mohon bantuan, mohon perlindungan, mohon rezeki, mohon keselamatan, mohon kebahagiaan dan lain-lain sebagainya. Karena semuanya itu adalah milik-Nya. Tidak mungkin kita meminta kepada selain Allah yang sejatinya tidak memiliki apa-apa. Apa yang ada ditangan manusia semuanya adalah milik Allah. Manusia hanya sekedar mendapat titipan-Nya. Manusia lahir ke dunia tidak membawa apa-apa, sesudah dewasa ia di pinjami barang-barang kebutuhan hidupnya, dan ketika dia mati, semuanya ditinggalkan, manusia mati juga tidak membawa apa-apa kecuali amal salehnya saja.



Syekh Ahmad Athailah dalam bukunya Al-Hikam mengatakan : Jangan mengadu atau meminta sesuatu hajat kepada selain Allah. Dalam tiap hajat jangan mengharap kepada selain Allah, sebab segala sesuatu selain Allah itu juga berhajat seperti engkau. Sebab siapa yang menggantungkan nasib pada sesuatu selain Allah, berarti tertipu oleh sesuatu bayangan khayal, sebab tidak ada yang kekal selain Allah yang selalu tetap memberikan karunia dan nikmat rahmat-Nya kepadamu.

Mengapa mengharap kepada selain-Ku dalam kesukaran, padahal kesukaran itu di tangan-Ku, dan Aku yang dapat menyingkirkannya. Dan mengapa mengharap kepada selain-Ku serta mengetuk pintu lain, padahal kunci pintu-pintu itu tertutup, hanya pintu-Ku yang selalu terbuka bagi siapa yang berdoa meminta kepada-Ku. Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalau kesukarannya lalu Aku kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan Aku karena besar dosanya, lalu Aku putuskan harapannya? Atau siapakah yang pernah mengetuk pintu-Ku, lalu tidak Aku bukakan? Aku telah menyediakan semua harapan hamba-Ku, tetapi tidak puas dengan perlindungan-Ku. Tidakkah engkau mengetahui bahwa siapa yang ditimpa oleh bencana yang Aku turunkan, tiada yang dapat menyingkirkannya selain Aku, mengapakah mereka tertipu oleh selain-Ku. Aku telah memberi kepadanya dengan kemurahan-Ku apa-apa yang tidak ia minta, kemudian Aku yang mencabut dari padanya lalu ia tidak minta kepada-Ku untuk mengembalikannya, tetapi malahan ia minta kepada selain-Ku. Apakah aku yang memberi sebelum diminta, kemudian jika dimintai lalu tidak memberi? Apakah Aku bakhil (kikir), sehingga dianggap bakhil oleh hamba-Ku. Tidakkah dunia dan akherat itu semua milik-Ku? Tidakkah semua rahmat dan karunia itu ditangan-Ku? Tidakkah dermawan dan kemurahan itu sifat-Ku. Tidakkah hanya Aku tempat semua harapan. Setiap Aku memberi tanpa mengurangi kekayaan-Ku meskipun sekecil debu. Maka bagaimana akan berkurang kekayaan yang lengkap, sedang Aku yang mengawasinya? Alangkah celakanya orang yang putus dari rahmat-Ku, alangkah kecewanya orang yang maksiat kepada-Ku dan tidak memperhatikan Aku, dan tetap melakukan yang haram dan tiada malu kepada-Ku



Berkata Ibnul Qayyim dan Ibnu Taimiyah : Sebaik-baik doa ialah minta pertolongan kepada Allah untuk dapat melakukan apa yang menjadi keridhaan Allah. Yang paling diridhai oleh Allah adalah mengingat, mensyukuri dan beribadah kepada-Nya.



Tiada daya upaya atau kekuatan kecuali dengan bantuan dan pertolongan Allah. Dan siapa yang berserah diri kepada Allah, maka Allah sendiri yang akan mencukupi kebutuhannya. Allah berjanji barangsiapa yang bertakwa kepada Allah maka Allah akan menolong dan membantunya dari arah yang tidak terduga-duga. Bentuk pertolongan Allah diberikan melalui cara yang diluar jangkauan prediksi akal manusia. Misalnya permohonannya ditunda sampai pada waktu yang lebih baik, atau diganti dengan sesuatu yang lebih baik daripada yang diminta, atau dalam bentuk dikurangi beban penderitaannya, atau dalam bentuk penghapusan dosa. Maka dari itu permintaan yang terbaik adalah mintalah menurut apa yang ditentukan oleh Allah untuk kita, karena sebaik-baik seorang hamba Allah ialah menyerah menurut kehendak Allah dan mempercayai bahwa yang diberikan Allah itulah yang terbaik meskipun tidak cocok dengan kemauan hawa nafsu kita.


Hikmah

Manusia diciptakan sebagai wakil Allah dimuka bumi untuk memakmurkan bumi dan manusia adalah hamba Allah yang tugasnya adalah beribadah kepada-Nya. Dalam beribadah haruslah ikhlas karena Allah dan tidak mengharapkan sesuatu kecuali keridhaan Allah. Keridhaan Allah adalah karunia yang tiada ternilai bagi manusia. Hanya Allah tujuan dari hidup ini karena dari Allahlah awal segala kehidupan dan kepada-Nya akhirnya kita akan kembali. Dan hanya kepada Allah tempat meminta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar